Icon Moon Batman Begins - Diagonal Resize 2

Saturday, December 9, 2023

 


LOGO BKK SKANIDA




Tuesday, June 13, 2023

Tuesday, October 15, 2019



Paper Indvidu




AKSIOLOGI SAINS






Oleh:
Rozaq Mustofa Lutfi
5201413042









AKSIOLOGI SAINS

I.                  PENGANTAR

Manusia dikenal sebagai makhluk berfikir. Dan hal inilah yang menjadikan manusia istimewa dibandingkan makhluk lainnya. Kemampuan berpikir atau daya nalar manusialah yang menyebabkannya mampu mengembangkan pengetahuan berfilsafatnya. Dia mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, yang indah dan yang jelek. Secara terus menerus manusia diberikan berbagai pilihan.
Dalam melakukan pilihan ini manusia berpegang pada filsafat atau pengetahuan. Salah satu kajian di dalam filsafat ilmu adalah aksiologi yang mana aksiologi yaitu kegunaan ilmu pengetahuan bagi manusia. dalam hal ini menimbulkan pertanyaan apakah sebenarnya kegunaan ilmu? Tentu saja jawaban setiap orang itu akan berbeda-beda. Oleh karena itu dalam makalah ini kami sangat tertarik untuk membahas lebih jauh megenai dimensi aksiologi.
Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia, karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara cepat dan mudah. Dengan kemajuan ilmu juga manusia bisa merasakan kemudahan lainnya seperti transportasi, pemukiman, pendidikan, komunikasi, dan lain sebagainya. Singkatnya ilmu merupakan sarana untuk membantu manusia dalam mencapai tujuan hidupnya.
inilah yang layak dikaji dan perlu didiskusikan berkaitan dengan mata kuliah filsafat ilmu dengan bahan kajian aksiologi sains, karena bagaimana suatu ilmu memiliki batasan-batasan tatkala dihadapkan pada nilai penemunya, penggunanya, dan hasilnya. Sehingga sangat menarik sekali pemahaman terhadap aksiologi sains tatkala dalam implementasinya dihadapkan pada  suatu dorongan yang lebih pada egosentris semata.  

II.               PEMBAHASAN

A.                Pengertian Aksiologi

Istilah aksiologi berasal dari kata axios dan logos. Axios artinya nilai atau sesuatu yang berharga. Logos artinya akal, penalaran. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai-nilai yang diinginkan atau teori tentang nilai yang baik dan dipilih. Dalam pemikiran filsafat yunani, studi mengenai nilai ini mengedepan dalam ide tentang kebaikan. Atau yang lebih dikenal dengan summum bomum (kebaikan tertinggi).
Aksiologi bisa juga disebut sebagai the theory of value atau teori nilai. Berikut ini dijelaskan beberapa definisi aksiologi. aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika. Jadi Aksiologi adalah bagian dari filsafat yang menaruh perhatian tentang baik dan buruk (good and bad), benar dan salah (right and wrong), serta tentang cara dan tujuan..
Dari definisi aksiologi di atas, terlihat dengan jelas bahwa permasalahan utama adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai
B.                 Fungsi Aksiologi
Oleh karena itu fungsi kerja aksiologi antara lain :
1.                  Menjaga dan memberi arah agar proses keilmuan menemukan kebenaran yang hakiki.
2.                  Dalam pemilihan objek penelaahan dapat dilakukan secara etis, tidak mengubah kodrat manusia, dan tidak merendahkan martabat manusia.
3.                  Pengembangan ilmu pengetahuan diarahkan untuk dapat
meningkatan taraf hidup yang memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta memberikan keseimbangan alam lewat pemanfaatan ilmu.
C.                 Pengertian Sains
Kata sains berasal dari bahasa latin ” scientia ” yang berarti pengetahuan. berdasarkan webster new collegiate dictionary definisi dari sains adalah “pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian” atau “pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum-hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah. Sains dalam hal ini merujuk kepada sebuah sistem untuk mendapatkan pengetahuan yang dengan menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di alam. pengertian sains juga merujuk kepada susunan pengetahuan yang orang dapatkan melalui metode tersebut atau bahasa yang lebih sederhana.
Sains dengan definisi diatas seringkali disebut dengan sains murni, untuk membedakannya dengan sains terapan, yang merupakan aplikasi sains yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia. ilmu sains biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
1.      Natural sains atau Ilmu Pengetahuan Alam
2.       Sosial sains atau Ilmu Pengetahuan Sosial

D.                Cara Memperoleh Pengetahuan Sains
Bagaimana membuatnya dan apa alatnya? Alat itu ialah akal. Mengapa akal? Pertama, karena akal dianggap mampu, kedua, karena akal pada setiap roang bekerja berdasarkan aturan yang sama. Aturan itu ialah logika alami yang ada pada akal setiap manusia. Akal itulah alat dan sumber yang paling dapat disepakati. Maka, Humanisme melahirkan Rasionalisme.
Rasionalisme ialah paham yang mengatakan bahwa akal itulah alat pencari dan pengukur pengetahuan. Pengetahuan dicari dengan akal, temuannya diukur dengan akal pula.
Empirisme ialah paham filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar ialah yang logis dan ada bukti empiris. Empirisisme hanya sampai pada konsep-konsep yang umum. Demikianlah seterusnya. Namun, empirisisme hanya menemukan konsep yang sifatnya umum. Konsep itu belum operasional, karena belum terukur. Jadi, masih diperlukan alat lain. Alat lain itu ialah Positivisme.
Positivisme  mengajarkan bahwa kebenaran ialah yang logis, ada bukti empirisnya, yang terukur. “terukur” inilah sumbangan penting positivisme. Metode ilmiah mengatakan, untuk memperoleh yang benar dilakukan langkah berikut : logico-hypothetico-verificatif. Maksudnya, mula-mula buktikan bahwa itu logis, kemudian lakukan pembuktian hipotesis itu secara empiris. 
Dengan menggunakan Model Penelitian tertentu kita mengadakan penelitian. Hasil-hasil penelitian itulah yang kita warisi sekarang berupa tumpukan pengetahuan sain dalam berbagai bidang sain. Inilah sebagian dari isi kebudayaan manusia. Isi kebudayaan yang lengkap ialah pengetahuan sain, filsafat dan mistik.
E.                 Implementasi Aksiologi Sains dalam hidup dan kehidupan
Karena dalam penjelasan sebelumnya bahwa aksiologi sains dapat membentuk pola pikir dan sikap keilmuwan untuk kemaslahatan. Sehingga untuk menerapkan dalam kehidupan ada beberapa pendekatan yang harus dilakukan yang antara lain:
1.                  Mengetahui dan memahami sumber yang hak dari ilmu itu sendiri beserta sifat-sifatnya.
2.                  Mengetahui dan memahami konsep diri dan eksistensi keberadaan kita sebagai makhluk ciptaanNya
3.                  Mengetahui dan memahami awal/bermulanya suatu kehidupan dan berakhirnya tiap-tiap makhluk memiliki masanya/waktunya sendiri. Dan tiap suatu perbuatan memiliki konsekuensinya masing-masing.



III.             KESIMPEULAN
Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu.Ilmu tidak bebas nilai.Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat; sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malahan menimbulkan bencana.
aksiologi sains adalah apa manfaat ilmu yang juga mengandung jawaban yang sangat jelas yakni untuk kemaslahatan, sehingga hukumnya berbanding lurus yakni semakin banyak kemaslahatan tercipta, semakin manfaat ilmu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Thoyibi M, F,ilsafat Ilmu dan Perkembangannya, Surakarta:Muhammadiyah
University Press, 2003
Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta :Pustaka

Sinar Harapan.
                 
Diakses Maret 2011 (Dilihat pada: 8-Juni-2014)
2014)
(Dilihat pada: 8-Juni-2014)
(Dilihat pada: 8-Juni-2014)
Juni-2014)

Wednesday, January 17, 2018

pengalam yang tidak akan pernah kulupakan.  memang bukan kali pertama saya merantau ke kota lain,  semarang pernah menjadi tempat menimba ilmu entah ilmu apa,  ahaja ilmu kanuragan kali ya.
kali ini sedikit berbeda merantau dengan tujuan awal bisa dikatakan setengah hati menjalani,  dengan rasa ingin tahuku yang bisa dikatakan freak.

oke kembali ke tujuan,  bekasi pertama menginjak disana heran,  dunia ini sumpek rasa pertama ketika berhenti di stasiun bekasi bersama kawan-kawan,  tujuan utama cikarang,  masih daerah bekasi bisa dikatakan daerah industri terbesar se-asia wauw mikir itu daerah isinya kek apa, percayalah.  balik tadi liat orang naik krl yang sumpek didalamnya orang" berpacu dengan waktu,  keluar krl berlarian.  awalnya heran ngapain lari" tapi disana saya merasakan hal itu ahaha.  sampai di stasiun cikarang kami naik transportasi online.  ini benar" membantu untuk newbie tak tau arah.  sampe di tujuan lokasi kating saya.  eh kating itu kaka tingkat ya.  udah capek mandi trus tidur.  paginya ke indslystri jalan" dengan online.  yah dunia seperti tangan mau kemana. dampak tidak bawa kendaraan.  yah disana saya bekerja di salah satu perusahaan yang bekerja di bidang konstruksi pertambangan yang di kontrak selama 3 bulan.  dari 11 desember saya bekerja sampai 10 maret kontrak trainingnya,  cukup sekian dulu, tunggu apa yang terjadi selama 3 bulan banyak pengalaman  yang tak terlupakan, see youu

Friday, March 25, 2016

Belajar dari Kehidupan
Tak sama seperti guru yang di kelas, menjelaskan, kemudian memberi ujian dan terkadang ada memberi tahu kesalahanmu, tapi itu semua berbeda dengan kehidupan. Kita di uji tanpa ada materi sebelumnya, mungkin kita sudah pernah menghadapi ujian itu, akan tetapi pasti akan ada awal ujian yang belum kita lalui.
Di sana kita belajar, mengambil nilai yang kita baca, tanpa di beritahu kebenarannya, salah menilai mungkin bisa, tapi lebih takut jika salah mengartikan. Tak selamanya kita belajar seperti di guru yang menjelaskan, Terkadang diri ini lebih susah belajar mengartikan, bukan berarti mengartikan hal terlihat, akan tetapi tersirat, seperti halnya perasaan dan logika, keduanya tak bisa di artikan sama, karena ke-2anya berbeda. Logika di terima akal manusia tapi bisa jadi tak diterima perasaan, begitu pula sebaliknya, bukan munafik, menurutku pada dasarnya perasaan sulit untuk di mengerti bukan selamanya sama, namun diri ini yang kurasa, entah mengapa? Keras,lembut,kenyal, dan kadang tak berbentuk, sesuai dengan wadah, perasaanku tak selamanya benar, begitu pula logikaku,

Jika kau yang dekat denganku mungkin mengerti diri ini tapi maaf kalau aku tak merasakan apa yang kau rasa, tolong ingatkan aku, atau ungkapkan kepadaku, tentang hal itu, baik, ataupun buruk untukku, tak usah ragu, lakukan itu dengan caramu yang kumengerti. Jika baik aku akan mempertahankan, jikalau buruk akan kulihat terlebih dahulu, bukan berarti apa yang kau maksud itu sama, tapi kita lihat dari sisi berbeda, kalau benar aku tak ragu untuk berubah, untuk jadi pribadi yang lebih baik, walaupun tak akan jadi yang terbaik, bukan berarti aku tak mau jadi yang terbaik, aku ingin menjadi lebih baik dari diriku sendiri, bukan dari orang lain. Bukan berarti aku pesimis, optimis itu pasti, tapi hidup harus sadar diri, (ngrumangsani). 
Pubdekdok Dialog Jurusan 2014
Pubdekdok Kajur Cup Se-Semarang 2014
PerkaP GTT 2015
Pubdekdok Service Jimat 2015
Bendahara Wisuda Jurusan Periode 1 tahun 2015
Humas Pelatihan CAD 2015
Ketua Pelatihan Aeromodelling 2015
Tutor Pubdekdok PMM 2015
Pubdekdok Workshop Sponsorshi 2015
Pubdekdok Autocare Jimat with Nasmoco 2015
Sie Keamanan Try out SBMPTN KBRS 2015
Sie Acara LSB 2015
Pubdekdok Mechanical Festival dan Semarang Moto Modification Contest 2015

Sie acara Musyawarah Tinggi Korwil 5 2015

Tuesday, January 26, 2016

 LAPORAN AKHIRPRAKTIKUM PENGECORAN LOGAM“DUDUKAN SPROKET GEAR”    Dosen Pengampu:Drs. Sunyoto M.Si.Shohihatur Rohman S.Pd.   Disusun oleh:
Rozaq Mustofa Lutfi5201413042
     PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESINJURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2016 
BAB IPENDAHULUAN A.     Latar Belakang
Pengecoran logam merupakan suatu metode pembentukan logam dengan cara memanaskan logam hingga mencair kemudian menuangkannya dalam cetakan dan ditunggu sampai mengeras. Pengecoran logam mempunyai banyak tahapan dalam prosesnya. Dalam dunia industri proses pengecoran banyak digunakan untuk membuat benda kerja yang bentuknya rumit yang sulit dikerjakan dengan proses pemesinan. Salah satu contoh komponen yang dikerjakan dengan proses pengecoran adalah sepatu rem. Karena sepatu rem dituntut mempunyai sifat yang kuat dan keras agar proses pengereman dapat berjalan maksimal maka proses pengerjaannya dilakukan dengan proses pengecoran. Pada proses pelaksanaan proses pengecoran tidak selalu berjalan dengan mulus. Seringkali cacat hasil coran terjadi. Banyak sekali faktor yang memnyebabkannya misalnya cetakan pasir yang terlalu basah, adanya gas yang terjebak, penggunaan jenis pasir yang kurang sesuai.Praktik Pengecoran logam adalah salah satu mata kuliah pokok yang di ajarkan di Universitas Negeri Semarang. Mata kuliah ini sangat penting untuk menunjang teori-teori pengecoran logam ataupun praktiknya yang telah diajarkan dosen kepada mahasiswa serta dimaksudkan untuk menambah pengetahuan pengecoran logam. Hal tersebut akan meningkatkan pengetahuan mahasiswa khususnya bidang pengecoran logam, mulai dari perencanaan pembuatan benda cor, pembuatan pola dan rangka cetak, alat yang digunakan hingga hal yang terpenting yaitu proses pengecoran itu sendiri. Serta sebagaimana kita sebagai calon pengajar dimaksudkan untuk mengasah ketrampilan tambahan guna modal untuk mengajar di SMK kelak.Diharapkan dengan adanya laporan ini dapat meningkatkan pemahaman siswa di dalam praktik maupun teori Pengecoran Logam sehingga kelak dapat menunjang keterampilan dan kemampuan siswa di dalam dunia keteknikan ataupun pendiddikan. 
B.     Tujuan
1.   Agar Mahasiswa mengetahui tentang pengetahuan pengecoran logam
2.   Agar Mahasiswa mengetahui tentang alur dan proses pengecoran logam
3.   Agar Mahasiswa mengetahui cacat  pada pengecoran logam
4.   Agar Mahasiswa dapat menganalisa cacat pada pengecoran logam
        C.     Manfaat
1.   Mahasiswa mengetahui tentang pengetahuan pengecoran logam
2.   Mahasiswa mengetahui tentang alur dan proses pengecoran logam
3.   Mahasiswa mengetahui cacat  pada pengecoran logam
4.   Mahasiswa dapat menganalisa cacat pada pengecoran
 D.     Rumusan Masalah1.   Apa itu pengecoran logam?
2.   Bagaimana alur dan proses pengecoran logam?
3.   Apa sajakah cacat  pada pengecoran logam?
4.   Bagaimana menganalisa cacat pada pengecoran?
 
BAB IILITERATUR REVIEW A.     Hakekat Pengecoran Logam
Pengecoran logam adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Logam cair akan dituangkan kedalam cetakan melalui rongga cetak (cavity) sesuai dengan bentuk atau desain yang diinginkan. Setelah logam cair memenuhi rongga cetak dan tersoladifikasi, selanjutnya cetakan disingkirkan dan hasil cor dapat diteruskan ke proses sekunder.Untuk menghasilkan hasil cor yang berkualitas maka dibutuhkan pola yang berkualitas tinggi, baik dari segi dimensi, kontruksi, material pola, dan kelengkapan lainnya. Pola digunakan untuk memproduksi cetakan. Pada umumnya dalam proses pembuatan cetakan, pasir cetak diletakkan di sekitar pola yang dibatasi rangka cetak kemudian pasir dipadatkan dengan cara ditumbuk sampai kepadatan tertentu. Pada umumnya cetakan dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian atas (cup) dan bagian bawah (drag) sehingga setelah pembuatan cetakan selesai pola akan mudah dicabut dari cetakan.Pembuatan inti dilakukan terpisah dengan pembuatan cetakan, dalam kasus ini inti dibuat dari pasir kuarsa yang dicampur dengan air kaca (water Glass / Natrium Silikat), campuran tersebut dimasukkan dalam kotak inti, kemudian direaksikan dengan gas COsehingga menjadi padat dan keras. Inti di pasang pada cetakan pasir kemudian cetakan diasembling dan diklem.Sembari cetakan dipersiapkan bahan-bahan logam dilebur di bagian peleburan. Setelah logam cair dan homogen maka logam cair itu dituang ke dalam cetakan. Selanjutnya tunggu cairan logam membeku akibat proses pendinginan. Setelah cairan logam membeku cetakan di bongkar.  Pasir cetak, inti, dan benda tuang dipisahkan. Pasir cetak bekas masuk ke instalasi daur ulang, dan inti bekas dibuang, dan benda tuang diberikan ke bagian fethling untuk dibersihkan dari kotoran dan dilakukan pemotongan terhadap sistem saluran benda tersebut. (Campbell, john (2003), casting (2nd ed.) ) 
1.   Keuntungan proses pembentukan dengan pengecoran :
a.   Dapat mencetak bentuk kompleks, baik bentuk bagian luar maupun bentuk bagian dalam
b.   Beberapa proses dapat membuat bagian (part) dalam bentuk jaringan
c.   Dapat mencetak produk yang sangat besar, lebih berat dari 100 ton
d.   Dapat digunakan untuk berbagai macam logam
e.   Beberapa metode pencetakan sangat sesuai untuk keperluan produksi massal.
         Setiap metode pengecoran memiliki kelemahan, tetapi secara umum kerugian proses pembentukan dengan pengecoran dapat disebutkan sebagai berikut : a.         Keterbatasan sifat mekanik
b.         Sering terjadi porositas
c.         Dimensi benda cetak kurang akurat
d.         Permukaan benda cetak kurang halus
e.         Bahaya pada saat penuangan logam panas
f.          Masalah lingkungan
  Menurut jenis cetakan yang digunakan proses pengecoran dapat diklasifikan menjadi dua katagori :a.         Pengecoran dengan cetakan sekali pakai.
b.         Pengecoran dengan cetakan permanen.
          Pada proses pengecoran dengan cetakan sekali pakai, untuk mengeluarkan produk corannya cetakan  harus dihancurkan. Jadi selalu dibutuhkan cetakan  yang baru  untuk  setiap  pengecoran  baru, sehingga  laju proses pengecoran akan memakan waktu yang relatif lama. Tetapi untuk beberapa bentuk geometri benda cor tersebut, cetakan pasir dapat menghasilkan coran dengan laju 400 suku cadang perjam atau lebih.          Pada proses cetakan permanen, cetakan  biasanya dibuat dari bahan logam, sehingga dapat digunakan berulang-ulang. Dengan demikian laju proses pengecoran lebih cepat dibanding dengan menggunakan cetakan sekali pakai, tetapi logam coran yang digunakan harus mempunyai titik lebur yang lebih rendah dari pada titik lebur logam cetakan.  2.    Cacat-cacat pada CoranKomisi pengecoran international telah membuat penggolongan cacat-cacat coran dan dibagi menjadi 9 kelas, yaitu :a.         Ekor tikus tak menentukan atau kekerasan yang meluasCacat ekor tikus merupakan cacat dibagian luar yang dapat dilihat dengan mata. Bentuk cacat ini mirip seperti ekor tikus, yang diakibatkan dari pasir permukaan cetakan yang mengembang dan logam masuk kepermukaan tersebut. Kekasaran yang meluas merupakan cacat pada permukaan yang diakibatkan oleh pasir cetak yang tererosi.Penyebab cacat ekor tikus atau kekasaran yang meluas disebabkan oleh :1.         Kecepatan penuangan terlalu lambat2.         Temperatur penuangan terlalu tinggi3.         Ketahanan panas pasir cetak rendah4.         Terjadi pemanasan setempat akibat letak saluran turun yang salah5.         Pasir cetak banyak mengandung unsure kental atau lumpur6.         Perbaikan cetakan yang tidak sempurna7.         Pelapisan cetakan yang terlalu tebal8.         Kepadatan cetakan pasir yang kurang9.         Lubang angin pada cetakan kurangUntuk mencegah timbulnya cacat di atas dapat dilakukan dengan merencanakan pembuatan cetakan, peleburan dan penuangan yang baik. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah :1.         Menggunakan pasir cetak yang berkualitas, tahan panas dan tidak benyak mengandung unsure lumpur.2.         Pembuatan cetakan yang teliti baik pemadatan yang cukup, lubang angina yang cukup dan pelapisan tipis yang merata. Membuat saluran turun yang tepat, sesuai bentuk coran.3.         Mengecek temperature logam sebelum penuangan, tempertur tuang harus sesuai yang disyaratkan.4.         Melakukan penuangan dengan kecepatan yang cukup dan kontinyu.b.         Lubang-lubangCacat lubang-lubang memiliki bentuk dan akibat yang beragam.Bentuk cacat lubang-lubang dapat dibedakan menjadi :1.      Rongga udara2.      Lubang jarum3.      Ron­gga gas olehl4.      Penyusutan dalam5.      Penyusutan luar6.      Rongga penyusutan
Bentuk cacat lubang
Penyebab
Pencegahan
a.      Rongga udara
a)         Logam cair teroksidasi
b)         Saluracerat dan ladel tidak cukup kering
c)         Temperatur penuangaterlalu rendah
d)         Penuangan terlalu lambat
e)         Cetakakurankering
f)          Permeabilitapasir cetakkurang sempurna
g)         Terlalu banyak yang

h)         keluar dari cetakan
i)          Lubang angin kurangmemadai
j)          Tekanan di atas terlalu rendah
k)         Bahan muatan logam banyak kotoran dan berkarat
l)          Perencanaan dan
m)       peletakan penambah tidak sempurna
n)         Tinggi penambah terlalu rendah
o)         Cetakan membengkak
p)         Cetakan pasir membentuk sudut-sudut tajam
q)         Radius corayanterlalukecil
r)          Pengisian yang sulit dari penambah karena perubahan yang mendadak
a)      Diusahakan pada saat

b)      pencairaalas kokas dijaga agar logatidak berada ddaerah oksidasi
c)      Temperature tuang logam sebelum penuangan, dipastikan sudah
d)      sesuai dan penuangan dengan cepat.
e)      Pembuatan cetakanyang teliti baik permeabilitas, pemadatan yangcukup, lubang anginyang cukup.
f)       Diusahakan tekanan diatas dibuat tinggi.
g)      Perencanaan danpeletakan penambayang teliti.
h)      Menghilangkan sudut-
i)       sudut tajam pada cetakan
j)       Mendsain coran dengan radius yang cukup
k)      Merencanakan sisitim   salurayang teliti

b.      Lubang jarum

c.      Penyusutan dalam
d.      Penyusutan luar
e.      Rongga penyusutan
f.       Rongga gas cil
a)         Penguapan bahan
b)         Bahan cil berkarat
c)         Permukaan mengembun

a)      Menggunakan bahan yang tidamenguap
b)      Menghilangkan karat pada bahan
c)      Memastikanpermukaan cil betul-betul kering sebelum penuangan.
Tabel 1.0. cacat lubang-lubang c.         Retakan
                   Cacat retakan dapat disebabkan oleh penyusutan atau akibat tegangan sisa. Keduanya dikarenakan proses pendingan yang tidak seimbang selama pembekuan . Penyebab cacat retakan adalah :1.      Perencanaan coran yang tidak memperhitungkan proses pembekuan, seperti perbedaan tebal dinding coran yang tidak seragam
2.      Pemuaian cetakan, dan inti menahan pemuaian dari coran.
3.      Ukuran saluran turun da penambah yang tidak memadahi. Upaya untuk mencegah cacat retakan adalah sebagai berikut:
4.      Menyeragamkan proses pembekuan logam dengan memanfaatkan cil bila perlu.
5.      Pengisian logam cair dari beberapa tempat
6.      Waktu penuangan harus sesingkat mungkin
7.      Menghindakan coran yang memiliki sudut-sudut tajam
8.      Menghindarkan perubahan mendadak pada dinding coran
d.         Permukaan kasar
Cacat permukaan kasar menghasilkan coran yang permukaannya kasar.Cacat ini dikarenakan oleh beberapa factor seperti : cetakan rontok, kup terdorong ke atas, pelekat, penyenteran dan penetrasi logam.e.         Salah alirCacat salah alir dikarenakan logam cair tidak cukup mengisi rongga cetakan. Umumnya terjadi penyumbatan akibat logam cair terburu membeku sebelum mengisi rongga cetak secara keseluruhan.Penyebab cacat salah alir yaitu :1.      Coran terlalu tipis
2.      Temperature penuangan terlalu rendah
3.      Laju penuangan terlalu lambat
4.      Aliran logam cair tidak seragam akibat sistim saluran yang jelek.
Lubang angin pada cetakan kurang Sistim penambah yang tidak sempurna Pencegahannya adalah sebagai berikut :1.      Temperatur tuang harus cukup tinggi
2.      Kecepatan penuangan harus cukup tinggi
3.      Perencanaan sistim saluran yang baik
4.      Lubang angin harus ditambah
5.      Menyempurnakan sistim penambah
f.          Kesalahan ukuranCacat kesalahan ukuran terjdi akibat kesalahan dalam pembuatan pola. Pola yang dbuat untuk memeuat cetaka ukuranya tidak sesuai dengan ukuran coran yang diharapkan. Selain itu kesalahan ukuran dapat terjadi akibat cetakan yang mengembang atau penyusutan logam yang tinggi saat pembekuan. Pencegahn kesalah ukuran adalah membuat pola dengan teliti dan cermat. Menjaga cetakan tidak mengembang dan memperhitungkan penyusutan logam dengan cermat, sehingga penambahan ukuran pola sesuai dengan penyuutan logam yang terjadi saat pembekuan.g.         Inklusi dan struktur tak seragamCacat inklusi terjadi karena masuknya terak atau bahan bukan logam ke dalam cairan logam akibat reaksi kimia selama peleburan, penuangan atau pembekuan. Cacat struktur tidak seragam akan membentuk sebagian struktur coran berupa struktur kecil.h.         DeformasiCacat deformasi dikarenakan perubahan bentuk coran selama pembekuan akibat gaya yang timbul selama penuangan dan pembekuan. i.           Cacat-cacat tak Nampak         Cacat-cacat tak tampak merupakan cacat coran yang tidak dapat dilihat oleh mata. Cacat-cacat ini berada dalam coran sehingga tidak kelihatan dari permukaan coran. Salah satu bentuk cacat tak tampak adalah cacat struktur butir terbuka. Cacat ini akan membentuk seperti pori-pori dan kelihatan setelah dikerjakandengan mesin. Penyebab cacat ini adalah komposisi kadar C, Si dan P yang tidak sesuai. Pencegahan cacat ini adalah dengan merencanakan logam coran dengan kadar C, Si dan P yang sesuai. B.     Cetakan Pasir
 1.      Pengecoran Cetakan PasirPengecoran dengan cetakan pasir melibatkan aktivitas-aktivitas seperti menempatkan pola dalam kumpulan pasir untuk membentuk rongga cetak, membuat sistem saluran, mengisi rongga cetak dengan logam cair, membiarkan logam cair membeku, membongkar cetakan yang berisi produk cord an membersihkan produk cor. Hingga sekarang, proses pengecoran dengan cetakan pasir masih menjadi andalan industri pengecoran terutam industri-industri kecil. Tahapan yang lebih umum tentang pengecoran cetakan pasir diperlihatkan dalam gambar dibawah ini. 2.      Pasir
Kebanyakan pasir yang digunakan dalam pengecoran adalah pasir silika (SiO2). Pasir merupakan produk dari hancurnya batu-batuan dalam jangka waktu lama. Alasan pemakaian pasir sebagai bahan cetakan adalah karena murah dan ketahanannya terhadap temperature tinggi. Adadua jenis pasir yang umum digunakan yaitu naturally bonded (banks sands) dan synthetic (lake sands). Karena komposisinya mudah diatur, pasir sinetik lebih disukai oleh banyak industri pengecoran.Pemilihan jenis pasir untuk cetakan melibatkan bebrapa factor penting seperti bentuk dan ukuran pasir. Sebagai contoh , pasir halus dan bulat akan menghasilkan permukaan produk yang mulus/halus. Untuk membuat pasir cetak selain dibutuhkan pasir juga pengikat (bentonit atau clay/lempung) dan air. Ketiga Bahan tersebut diaduk dengan komposisi tertentu dan siap dipakai sebagi bahan pembuat cetakan. 3.      Jenis Cetakan Pasir
Ada tiga jenis cetakan pasir yaitu green sand, cold-box dan no-bake mold. Cetakan yang banyak digunakan dan paling murah adalah jenis green sand mold (cetakan pasir basah). Kata “basah” dalam cetakan pasir basah berati pasir cetak itu masih cukup mengandung air atau lembab ketika logam cair dituangkan ke cetakan itu. Istilah lain dalam cetakan pasir adalah skin dried. Cetakan ini sebelum dituangkan logam cair terlebih dahulu permukaan dalam cetakan dipanaskan atau dikeringkan. Karena itu kekuatan cetakan ini meningkat dan mampu untuk diterapkan pada pengecoran produk-produk yang besar.Dalam cetakan kotak dingin (box-cold-mold), pasir dicampur dengan pengikat yang terbuat dari bahan organik dan in-organik dengan tujuan lebih meningkatkan kekuatan cetakan. Akurasi dimensi lebih baik dari cetakan pasir basah dan sebagai konsekuensinya jenis cetakan ini lebih mahal.
Dalam cetakan yang tidak dikeringkan (no-bake mold), resin sintetik cair dicampurkan dengan pasir dan campuran itu akan mengeras pada temperatur kamar. Karena ikatan antar pasir terjadi tanpa adanya pemanasan maka seringkali cetakan ini disebut juga cold-setting processes. Selain diperlukan cetakan yang tinggi, beberapa sifat lain cetakan pasir yang perlu diperhatikan adalah permeabilitas cetakan (kemampuan untuk melakukan udara/gas).
Cetakan pasir harus memiliki syarat :a)  Mempunyai sifat mampu bentuk sehingga mudah dalam pembuatan cetakan dengan kekuatan yang cocok.
b)  Tahan terhadap temperatur logam yang dituang, paduan cor 6500C - 750 0C
c)  Komposisi air dengan pasir yang cocok. (Tata Surdia & Kenji Chijiiwa 2000:109-110)
     (Tata Surdia & Kenji Chijiiwa 2000:106)
4.      Pola
Pola merupakan gambaran dari bentuk produk yang akan dibuat. Pola dapat dibuat dari kayu, plastic/polimer atau logam. Pemilihan material pola tergantung pada bentuk dan ukuran produk cor, akurasi dimensi, jumlah produk cor dan jenis proses pengecoran yang digunakan.Jenis-jenis pola :a.      Pola tunggal (one pice pattern / solid pattern)Biasanya digunakan untuk bentuk produk yang sederhana dan jumlah produk sedikit. Pola ini dibuat dari kayu dan tentunya tidak mahal.b.      Pola terpisah (spilt pattern)Terdiri dari dua buah pola yang terpisah sehingga akan diperoleh rongga cetak dari masing-masing pola. Dengan pola ini, bentukproduk yang dapat dihasilkan rumit dari pola tunggal.c.      Match-piate patternJenis ini popular yang digunakan di industri. Pola “terpasang jadi satu” dengan suatu bidang datar dimana dua buah pola atas dan bawah dipasang berlawanan arah pada suatu pelat datar. Jenis pola ini sering digunakan bersama-sama dengan mesin pembuatan cetakan dan dapat menghasilkan laju produksi yang tinggi untuk produk-produk kecil. 5.      Inti / CoreUntuk produk cor yang memiliki lubang/rongga seperti pada blok mesin kendaraan atau katup-katup biasanya diperlukan inti. Inti ditempatkan dalam rongga cetak sebelum penuangan untuk membentuk permukaan bagian dalam produk dan akan dibongkar setelah cetakan membeku dan dingin. Seperti cetakan, inti harus kuat, permeabilitas baik, tahan panas dan tidak mudah hancur (tidak rapuh).Agar inti tidak mudah bergeser pada saat penuangan logam cair, diperlukan dudukan inti (core prints). Dudukan inti biasanya dibuatkan pada cetakan seperti pada gambar 8. pembuatan inti serupa dengan pembuatan cetakan pasir yaitu menggunakan no-bake, cold-box dan shell. Untuk membuat cetakan diperlukan pola sedangkan untuk membuat inti dibutuhkan kotak inti. 6.      Operasi Pengecoran Cetakan PasirOperasi pengecoran dengan cetakan pasir melibatkan tahapan proses perancangan produk cor, pembuatan pola dan inti, pembuatan cetakan, penuangan logam cair dan pembongkaran produk cor. Tahapan lebih rinci sebagai berikut:a.     Setelah proses perancangan produk cor yang menghasilkan gambar teknik produk dilanjutkan dengan tahapan-tahapan berikutnya.b.      Menyiapkan bidang dasar datar dan meletakan pola atas (cup) yang sudah ada dudukan inti dipermukaan tadi.
c.      Seperti pada langkah c, untuk cetakan bagian bawah (drag) beserta sistem saluran.
d.      Inti yang telah jadi disatukan (inti yang dibuat berupa inti setengah atau paroan inti)
e.      Pola atas yang ada dipermukaan pelat datar ditutupi oleh rangka cetak atas (cup) dan ditambahkan system saluran seperti saluran masuk dan saluran tambahan (riser). Selanjutnya diisi dengan pasir cetak.
f.        Setelah diisi pasir cetak dan dipadatkan, pola dan system saluran dilepaskan dari cetakan
g.       Giliran drag diisi pasir cetak setelah menempatkan rangka cetak diatas pola dan pelat datar.
h.       Setelah disi pasir cetak dan dipadatkan, pola dilepaskan dari cetakan
i.         Inti ditempatkan pada dudukan inti yang ada pada drag.
j.         Cup dipasangkan pada drag dan dikunci kemudian dituangkan logam cair.
k.      Setelah membeku dan dingin, cetakan dibongkar dan produk cor dibersihkan dari sisa-sisa pasir cetakan.
l.        Sistem saluran dihilangkan dari produk cor dengan berbagai metoda dan produk cor siap untuk diperlakukan lebih lanjut.
Dalam teknik pengecoran logam fluiditas tidak diartikan sebagai kebalikan dari viskositas, akan tetapi berarti kemampuan logam cair untuk mengisi ruang-ruang dalam rongga cetak. Fluiditas tidak dapat dikaitkan secara langsung dengan sifat-sifat fisik secara individu, karena besaran ini diperoleh dari pengujian yang merupakan karakteristik rata-rata dari bebrapa sifat-sifat fisik dari logam cair.Ada dua faktor yang mempengaruhi fluiditas logam cair, yaitu temperatur dan komposisi unsur. Temperatur penuangan secara teoritis harus sama atau diatas garis liquidus. Jika temperatur penuangan lebih rendah, kemungkinan besar terjadi solidifikasi didalam gating sistem dan rongga cetakan tidak terisi penuh. Cacat ini disebut juga dengan nama misrun. Cacat lain yang bisa terjadi jika temperatur penuangan terlalu rendah adalah laps dan seams. Yaitu benda cor yang dihasilkan seakan-akan membentuk alur-alur aliran kontinu logam yang masuk kedalam rongga cetak, dimana alur satu dengan alur lai berdampingan daya ikatannya tidak begitu baik. Jika temperatur penuangan terlalu tinggi pasir yang terdapat pada dinding gating sistem dan rongga cetakan mudah lepas sewaktu bersentuhan dengan logam cair dan permukaanya menjadi kasar. Terjadi reaksi yang cepat antara logam tuang, dengan zat padat, cair dan gas diadalam rongga cetakan. Dari pengujian ini dapat dicari daerah temperatur penuangan yang menghasilkan produk dengan cacat yang seminim mungkin. 7.      Terminologi Pengecoran dengan Cetakan PasirGambar 2.1 Macam-macam saluran pengecoran Secara umum cetakan harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut :Cavity (rongga cetakan), merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam cetakan. Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor. Rongga cetakan dibuat dengan menggunakan pola.
Core (inti), fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran. Inti dibuat terpisah dengan cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan. Bahan inti harus tahan menahan temperatur cair logam paling kurang bahannya dari pasir.
Gating sistem (sistem saluran masuk), merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun. Gating sistem suatu cetakan dapat lebih dari satu, tergantung dengan ukuran rongga cetakan yang akan diisi oleh logam cair.
Sprue (Saluran turun), merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal. Saluran ini juga dapat lebih dari satu, tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan.
Pouring basin, merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue. Kecepatan aliran logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair yang berasal dari tungku kerongga cetakan.
Raiser (penambah), merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi.
 C.     Alumunium
1.   Pengertian Aluminium
Aluminium ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor atomnya 13. Aluminium ialah logam paling berlimpah. Aluminium adalah logam yang berwaarna putih perak dan tergolong ringan yang mempunyai massa jenis 2,7 gr cm3.Aluminium bukan merupakan jenis logam berat, namun merupakan elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga.
Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Terang dan kuat. Merupakan konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusimenjadi batangan dengan bermacam-macam penampang. Tahan korosi.
Aluminium digunakan dalam banyak hal. Kebanyakan darinya digunakan dalam kabel bertegangan tinggi. Juga secara luas digunakan dalam bingkai jendela dan badan pesawat terbang. Ditemukan di rumah sebagai pancibotol minuman ringan, tutup botol susu dsb. Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil dan compact disks.
Titik lebur aluminium adalah 6000 C (Tata Surdia & Kenji Chijiiwa 2000:12, tetapi untuk aluminium paduan Al 9,5 Si 0,5 Mg temperatur mulai cair 557 0C, temperatur berakhir cair 596 0C dan temperatur penuangan 670-740 0C (Tata Surdia & Kenji Chijiiwa 2000:237) 2.      Sifat-sifat yang dimilki aluminium antara lain :a.      Ringan, tahan korosi dan tidak beracun maka banyak digunakan untuk alat rumah tangga seperti panci, wajan dan lain-lain.
b.      Reflektif, dalam bentuk aluminium foil digunakan sebagai pembungkus makanan, obat, dan rokok.
c.      Daya hantar listrik dua kali lebih besar dari Cu maka Al digunakan sebagai kabel tiang listrik.
d.      Paduan Al dengan logam lainnya menghasilkan logam yang kuat seperti Duralium(campuran Al, Cu, mg) untuk pembuatan badan peswat.
e.      Al sebagai zat reduktor untuk oksida MnO2 dan Cr2O3.
 3.      Klasifikasi Aluminium
a.      Aluminium Murni
Aluminium 99% tanpa tambahan logam paduan apapun dan dicetak dalam keadaan biasa, hanya memiliki kekuatan tensil sebesar 90 MPa, terlalu lunak untuk penggunaan yang luas sehingga seringkali aluminium dipadukan dengan logam lain. b.      Aluminium PaduanElemen paduan yang umum digunakan pada aluminium adalah silikon, magnesium, tembaga, seng, mangan, dan juga lithium sebelum tahun 1970.Secara umum, penambahan logam paduan hingga konsentrasi tertentu akan meningkatkan kekuatan tensil dan kekerasan, serta menurunkan titik lebur. Jika melebihi konsentrasi tersebut, umumnya titik lebur akan naik disertai meningkatnya kerapuhan akibat terbentuknya senyawa, kristal, atau granula dalam logam.Namun, kekuatan bahan paduan aluminium tidak hanya bergantung pada konsentrasi logam paduannya saja, tetapi juga bagaimana proses perlakuannya hingga aluminium siap digunakan, apakah dengan penempaan, perlakuan panas, penyimpanan, dan sebagainya. c.      Paduan Aluminium-SilikonPaduan aluminium dengan silikon hingga 15% akan memberikan kekerasan dan kekuatan tensil yang cukup besar, hingga mencapai 525 MPa pada aluminium paduan yang dihasilkan pada perlakuan panas. Jika konsentrasi silikon lebih tinggi dari 15%, tingkat kerapuhan logam akan meningkat secara drastis akibat terbentuknya kristal granula silika. d.      Paduan Aluminium-MagnesiumKeberadaan magnesium hingga 15,35% dapat menurunkan titik lebur logam paduan yang cukup drastis, dari 660 oC hingga 450 oC. Namun, hal ini tidak menjadikan aluminium paduan dapat ditempa menggunakan panas dengan mudah karena korosi akan terjadi pada suhu di atas 60 oC. Keberadaan magnesium juga menjadikan logam paduan dapat bekerja dengan baik pada temperatur yang sangat rendah, di mana kebanyakan logam akan mengalami failure pada temperature terseut. 
e.      Paduan Aluminium-Tembaga
Paduan aluminium-tembaga juga menghasilkan sifat yang keras dan kuat, namun rapuh. Umumnya, untuk kepentingan penempaan, paduan tidak boleh memiliki konsentrasi tembaga di atas 5,6% karena akan membentuk senyawa CuAl2 dalam logam yang menjadikan logam rapuh. f.       Paduan Aluminium-ManganPenambahan mangan memiliki akan berefek pada sifat dapat dilakukan pengerasan tegangan dengan mudah (work-hardening) sehingga didapatkan logam paduan dengan kekuatan tensil yang tinggi namun tidak terlalu rapuh.Selain itu, penambahan mangan akan meningkatkan titik lebur paduan aluminium. b.      Paduan Aluminium-SengPaduan aluminium dengan seng merupakan paduan yang paling terkenal karena merupakan bahan pembuat badan dan sayap pesawat terbang. Paduan ini memiliki kekuatan tertinggi dibandingkan paduan lainnya, aluminium dengan 5,5% seng dapat memiliki kekuatan tensil sebesar 580 MPa dengan elongasi sebesar 11% dalam setiap 50 mm bahan. Bandingkan dengan aluminium dengan 1% magnesium yang memiliki kekuatan tensil sebesar 410 MPa namun memiliki elongasi sebesar 6% setiap 50 mm bahan. c.      Paduan Aluminium-LithiumLithium menjadikan paduan aluminium mengalami pengurangan massa jenis dan peningkatan modulus elastisitas; hingga konsentrasi sebesar 4% lithium, setiap penambahan 1% lithium akan mengurangi massa jenis paduan sebanyak 3% dan peningkatan modulus elastisitas sebesar 5%. Namun aluminium-lithium tidak lagi diproduksi akibat tingkat reaktivitas lithium yang tinggi yang dapat meningkatkan biaya keselamatan kerja. d.       Paduan Aluminium-SkandiumPenambahan skandium ke aluminium membatasi pemuaian yang terjadi pada paduan, baik ketika pengelasan maupun ketika paduan berada di lingkungan yang panas. Paduan ini semakin jarang diproduksi, karena terdapat paduan lain yang lebih murah dan lebih mudah diproduksi dengan karakteristik yang sama, yaitu paduan titanium. Paduan Al-Sc pernah digunakan sebagai bahan pembuat pesawat tempur Rusia, MIG, dengan konsentrasi Sc antara 0,1-0,5% (Zaki, 2003, dan Schwarz, 2004). e.      Paduan Aluminium-BesiBesi (Fe) juga kerap kali muncul dalam aluminium paduan sebagai suatu “kecelakaan”. Kehadiran besi umumnya terjadi ketika pengecoran dengan menggunakan cetakan besi yang tidak dilapisi batuan kapur atau keramik. Efek kehadiran Fe dalam paduan adalah berkurangnya kekuatan tensil secara signifikan.Kelemahan aluminium paduan adalah pada ketahanannya terhadap lelah (fatigue). Aluminium paduan tidak memiliki batas lelah yang dapat diperkirakan seperti baja, yang berarti failure akibat fatigue dapat muncul dengan tiba-tiba bahkan pada beban siklik yang kecil.Satu kelemahan yang dimiliki aluminium murni dan paduan adalah sulit memperkirakan secara visual kapan aluminium akan mulai melebur, karena aluminium tidak menunjukkan tanda visual seperti baja yang bercahaya kemerahan sebelum melebur. f.        Aluminium paduan cor         Aluminium dapat dicor di cetakan pasir/tanah liat, cetakan besi, atau cetakan baja dengan diberi tekanan. Logam cor dapat lebih cepat mengeras jika dicor dengan cetakan logam, sehingga akan menghasilkan efek yang sama seperti efek quenching, yaitu memperkeras logam.                   Pengecoran dengan besi harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat menyebabkan intrusi besi ke dalam paduan, menyebabkan paduan memiliki komposisi yang tidak diinginkan. Proses pengecoran, selain harus terbebas dari pengotor pencetaknya, juga harus terbebas dari uap air. Aluminium, dalam temperatur tinggi, dapat bereaksi dengan uap air membentuk aluminium hidroksida dan gas hidrogen. Aluminium cair, sepeti logam cair pada umumnya, dapat melarutkan gas tersebut, dan ketika logam mulai mendingin dan menjadi padat, gelembung-gelembung hidrogen akan terbentuk di dalam logam, menyebabkan logam menjadi berpori-pori dan menyebabkan logam semakin rapuh.                   Untuk mencegah keberadaan gas hidrogen dalam logam, pengecoran sebaiknya dilakukan dalam keadaan kering dan tidak lembab serta logam tidak dilelehkan pada temperatur jauh di atas titik lelehnya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan tanur listrik, namun hal ini akan meningkatkan biaya produksi.                   Komposisi utama aluminium paduan cor pada umumnya adalah tembaga, silikon, dan magnesium. Al-Cu memberikan keuntungan yaitu kemudahan dalam pengecoran dan memudahkan pengerjaan permesinan. Al-Si memmberikan kemudahan dalam pengecoran, kekuatan, ketahanan pada temperatur tinggi, dan pemuaian yang rendah. Sifat pemuaian merupakan sifat yang penting dalam logam cor dan ekstrusi, yang pada umumnya merupakan bagian dari mesin. Al-Mg juga memberikan kekuatan, dan lebih baik dibandingkan Al-Si karena memiliki ketahanan yang lebih tinggi hingga logam mengalami deformasi plastis (elongasi). Namun konsentrasi lebih dari 10% dapat mengurangi kemudahan dalam pengecoran.
 D.     Diagram Alir Proses PraktIk Pengecoran Logam
 Gambar 2.2 Diagram Alir Proses Pengecoran Keterangan diagaram alir  diatas :1.    Langkah pertama yaitu tahap perencanaan yang mana perencanaan di mulai dari merencanakan keperluan sebelum pengecoran, mulai dari pola cor, inti dan rangka cetak
2.    Mengidentifikasi benda kerja mulai dari bentuk ukuran
3.    Selanjutnya membuat desain sketsa pola dengan gambar manual tetapi dengan ukuran seenarnya.
4.    Kemudian jika sudah sesuai maka sketsa tadi di gambar dengan baik dan jelas di CAD. Bisa Autocad atau Inventor dsb.
5.    Di lanjutkan membuat desain sketsa inti / core dengan memperhitungkan ukuran asli akan tetapi di tambah ukuran penyusutan.
6.    Setelah tahap perencanaan selesai dilanjutkan ke tahan pembuatan cetakan pasir mulai dari rangka cetak. Di maksudkan untuk membuat cetakan pasir
Gambar 2.3 rangka cetakPembuatan Rangka Cetak ( cup dan drag )a.    Persiapkan alat dan bahan untuk pembuatan pola, seperti : kayu mahoni, gergaji, engsel, paku, pelu, cat hitam, amplas dan lain-lain.
b.    Potong kayu dengan panjang 40 cm sebanyak 8 buah dan 20 cm 8 buah.
c.    Paku pattern dua sudut yang berlawanan dari papan kayu tersebut dan dua sudut berlawanan diberi engsel, dengan engsel pattern dan yang satunya engsel yang bisa dilepas penguncinya. Seperti gambar 2.4
d.    Setelah terbentuk kotak, kemudian buat satu kotak lagi dengan bentuk yang sama.
 Gambar 2.4 Proses Pembuatan Rangka Cetak e.    Lalu tumpuk dua rangka cetak tersebut, untuk mengecek apakah rangka tersebut goyang (terdapat celah lebar diantara keduanya). Apabila masih goyang berarti masih perlu diluruskan, bisa dengan cutter atau amplas.
f.     Buat dudukan antara cup dan drag dan dilubangi dengan bor secara bersamaan. Agar sesuai dengan lubangnya saat dipasang pada cup dan dragnya.
g.    Tahap selanjutnya lakukan pengecatan.
h.    Dijemur dan siap untuk digunakan sebagai rangka cetak.
7.    Di lanjutkan membuat pola cor  yang di pakai saat membuat cetakan pasir
Pembuatan Polaa.    Buat gambar pola terlebih dahulu.
b.    Siapkan bahan kayu mahoni dengan ukuran 15 cm x 30 cm
c.    Langkah selanjutnya pembuatan pola kayu yang dibagi menjadi 3 bagian,  bagian pada mesin bubut yaitu bagian yang memiliki diameter
d.    Proses Pembubutan pola seperti gambar 2.5
Gambar 2.5 proses pembuatan polae.    Pengeleman atau penyatuan masing-masing bagian tersebut.
f.     Kemudian pola didempul agar celah-celah pada proses pengeleman atau penyatuan bisa tertutup.
g.    Setelah didempul lalu diamplas dan kemudian dicat hitam
8.    Selanjutnya memuat core dengan gipsum dengan cetakan inti
Pembuatan corea.         Siapkan gipsum untuk membuat core.b.         Lunakkan gipsum dengan sedikit air, lalu masukkan kedalam lubang dari benda yang akan diberi core.
c.         Lalu keluarkan pelan-pelan dari lubang, dan jemur hingga kering.
d.         Haluskan permukaan core dengan amplas, seperti gambar 2.6
Gambar 2.6 Proses pengamplasan core9.    Kemudian membuat cetakan pasir di workshop pengecoran mulai dari saluran masuk, saluran peernafasan
Gambar 2.7 proses pembuatan cetakan pasir10.  Setelah kedua tahap perencanaan dan pembuatan maka persiapan pengecoran mulai dari persiapan scrap aluminium dan minyak tanah.
11.  Setelah persiapan mulai memeasukan aluminium sampai melebur
 Gambar 2.8 proses meleburkan aluminium12.  Setelah aluminium melebur yaitu menuangkan aluminium di cetakan pasir. Hal ini sangat berpengaruh dengan hasil cor aluminium. Kemudian diamkan selama 45 menit untuk aluminium mengeras
13.  Setalah penuangan kita menunggu sebentar untuk pembongkaran cetakan pasir. Ini harus hati-hati karena aluminium masih cukup panas
14.  Melihat hasil pengecoran apakah sesuai dengan hasil rencana
.
BAB IIIPELAKSANAAN KEGIATAN PENGECORAN A.   Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat pelaksanaan praktik pengecoran logam yaitu hari Selasa, 17 November 2015 di Tempat pelaksanaan di Workshop pengecoran logam di gedung E5 Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 16.00. B.   Alat dan Bahan
1)    Alat dan Bahan untuk Membuat Kerangka Cetak
a)    Alat :
1.      Gergaji                     
2.      Penggaris                            
3.      Palu
4.      Paku                        
5.      Spidol                                              
6.      Amplas
7.      Cat warna hitam      
8.      Engsel (ukuran untuk almari)
b)    Bahan :
1.      8 buah kayu sengon ukuran 20 cm x 0.5 cm x 19 cm
2.      8 buah kayu sengon ukuran 30 cm x 0.5 cm x 19 cm
3.      16 buah kayu segon ukuran 9 cm x 0.5 cm x 5 cm
2)    Alat dan Bahan untuk Membuat Pola
a)    Alat :
1.      Mesin bubut             
2.      Pahat High Speed Steel (HSS)      
3.      Pen              
4.      Cat warna hitam
5.      Jangka sorong        
6.      Amplas        
7.      Dempul
b)    Bahan :
1 buah kayu sengon dengan ukuran 50 cm x 20 cm x 20 cm 
3)    Alat dan Bahan untuk Membuat Inti
a)    Alat :
1.      Cetakan inti dengan melihat benda terlebih dahulu.
2.      3 buah cetakan untuk membuat inti masing-masing berberntuk lingkaran, dan balok.
b)    Bahan :
1.      Pasir silika               
2.      Lem pelekat            
3.      Gypsum
4.      Epoxy4)    Alat dan Bahan untuk Proses Pengecoran
a)    Alat :
1.    Inti, pola         
2.    Penjepit
3.    Burner (pembakar)
4.    Ember           
5.    Paku
6.    Kompresso
7.    Kuas
8.    tepung talc9.     kuas  10.  Sendok
11.  kerangka Cetak        
12.  Tang              
13.  obeng +
14.   Palu karet     
15.  tungku kupola
16.  Sarung tangan
b)    Bahan :
1.    Almunium                              
2.    Pasir silika     
3.    Minyak tanah
   C.   Pelaksanaan Pengecoran
1.    Tahap persiapan pengecoran
a.    Berdoa sebelum melakukan praktik pengecoran logam.b.    Gunakan perlengkapan K3 seperti sepatu kulit, sarung tangan kulit, dll.c.    Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.2.    Tahap persiapan dapur kupola dan peleburan
a.    Pada tahap pertama yaitu aluminium dipotong-potong agar bisa masuk di kowi, selanjutnya burner dipanaskan. Setelah burner panas,  kemudian dapur kopula dipanaskan dengan menggunakan minyak tanah yang ada didalam tabung yang diberi tekanan udara oleh kompresor, setalah aluminium mulai mecair, masukan kembali lagi aluminium secara berulang-ulang sampai mendapatkan cairan aluminium yang diinginkan dan angkat benda-benda yang tidak bisa mencair dari kowi, seperti, kampas rem, seng, dll. Begitu juga selama peleburan aluminium nozzel dibersihkan dari kotoran, agar bahan bakar yang di semprotkan oleh nozzel hasilnya maksimal. Untuk menunggu aluminium mencair dan siap tuang. Maka sambil menunggu aluminium melebur harus membuat cetakan pasir.3.    Pembuatan cetakan pasir
a.    Ambil pasir yang halus
b.    Campurkan pasir dan air secukupnya dengan cara jika di pegang tidak menempel di tangan jika di bentuk tidak pecah dan jika di patahkan tidak rontok.
c.    Taruh pola di bagian bawah drag kemudian isi penuh dengan pasir yang telah di siapkan tadi. isi dengan pasir sambil memadatkan.setelah itu balik dragd.    Kemudian taruh pola satu lagi di bagian atas, pasang cup dan isi dengan pasir sambil di tekan seperti tadi. Tambahkan lubang masuk dan pernapasan
e.    Selanjutnya balik cup dan lepaskan pola dari pasir.seperti gambar 3.0
f.     Pasangkan kembali dan lepaskan cetakan
g.    Setalah lepas semua polanya, kemudian diperiksa, apakah saluran pernafasan serta saluran masuknya cairan (gambar 2.4) tersumbat atau tidak dan pada cetakan pasir ada pasir yang rontok atau tidak, kalau ada dibersihkan, kemudian pasang inti pada cetakan pola dicetakan pasir dibagian drag, hal yang dilakukanGambar 3.0. proses pelepasan cetakan pasir4.    Proses peleburan dan penuangan
a.    Siapkan bahan dan alat yang akan digunakan pada proses peleburan dan penuangan seperti burner, minyak tanah, alumunium,dapur kopula.
b.     Menyalakan nozzle dengan miyak tanah, kemudian masukkan pada lubang bagian bawah pada dapur kopula yang memang bertujuan untuk lubang pembakaran
c.    Panaskan kowi terlebih dahulu sampai kowi memerah sebelum alumunium dimasukkan.
Gambar 3.1 proses peleburan aluminiumd.    Apabila kowi sudah memerah, lalu masukkan alumunium secara perlahan hingga memenuhi kowi, dan tunggu hingga sekitar 3 jam agar logam mencair sempurna.seperti gambar 3.1
e.    Setelah alumunium mencair, lakukan proses penuangan dengan mengambil alumunium cair dengan sendok baja dan tuang kecetakan pasir melalui lubang saluran masuk.Pada proses ini, setelah aluminium mencair dilakukan proses penuangan, sebelum penuanagan dilakukan tutorial terlebih dahulu, ini bertujuan mencari posisi yang paling sempurna, agar penuangan berjalan cepat dan aman, ini bertujuan untuk menghindari turunnya suhu pada cairan aluminium. Selanjutnya mengambil aluminium cair dengan menggunakan sendok besi dan tuangkan cairan tersebut pada cetakan dengan melalui lubang saluran masuk cairan. Lakukan penuangan dengan hati-hati dan untuk ciri-ciri kalau cairan sudah penuh yaitu cairan aluminium keluar dari saluran cairan masuk. dan pernafasan  (gambar 3.2), dan penuangan harus dilakukan 1 kali agar benda cor hasilnya bagus.Gambar 3.2 hasil penuangan penuhf.     Tunggu hingga alumunium membeku dengan sendirinya sekitar 1 jam kemudian.
g.    Pembongkaran cetakan pasir untuk mengeluarkan benda cor.
 
BAB IVANALISA DAN PEMBAHASAN A.     HASIL CORAN
 1.            Benda 1
 Gambar 4.1 Hasil Benda cor  1 2.            Benda 2
  Gambar 4.2 Hasil Benda cor  2  .
3.            Benda 3
Gambar 4.3 Hasil Benda cor  3 4.         Benda 4
Gambar 4.4 Hasil Benda cor  4 5.         Benda 5
Gambar 4.5 Hasil Benda cor  5 Dapat dilihat dari gamar benda ini ada beberapa cacat pengecoran seperti cacat ukuran, cacat bentuk, lubang-lubang, ekor tikus, salah alir, dan ada cacat celah pada hasil pengecoran yang di akibatkan kurang rapatnya pola. B.     Pembahasan Dan Analisa Hasil Coran
 Hasil Pengecoran
Pembahasan
Analisa
1
1
3333  3
2
1.   Permukaan hasil pengecoran cukup halus tetapi ada sedikit pasir yang menempel

2.   Hasil pengecoran sudah menyerupai benda aslinya tetapi masih ada lubang

3.   Hasil coran memiliki sambungan yang tidak tepat.
1.  Hal ini disebakan cetakan pasir runtuh saat proses penuangan logam cair sehingga ada pasir cetakan yang   menempel pada benda cor.

2.  Hal ini disebabkan saat penuangan cairan almunium ke ceetakan pasir ada udara yang terperangkap di dalamnya sehingga meninggalkan lubang saat benda cor mengering.

3.  Hal ini disebabkan oleh pola yang tidak sempurna dan juga pemasangan yang kurang tepat.
2
1
3
2
1.   Pada permukaan bagian atas benda cor terdapat lubang yang mengarah ke core.



2.   Pada bagian atas hasil pengecoran berlobang, bahkan tidak menyerupai bentuk sempurna

3.   Hasil coran memiliki sambungan yang tidak tepat.
1.  Hal ini di sebabkan karena proses penuangan terlalu lama sehingga logam cair yang ada didalam cetakan pasir mengeras terlebih dahulu, akibatnya ada ruangan dalam cetakan pasir ada yang tidak terisi logam cair dan menimbulkan lubang.

2.  Hal ini disebabkan saat penuangan cairan almunium ke ceetakan pasir ada udara yang terperangkap di dalamnya sehingga meninggalkan lubang saat benda cor mengering.

3.  Hal ini disebabkan oleh pola yang tidak sempurna dan juga pemasangan yang kurang tepat.

3
3
2
1










1.    Hasil benda cor tidak sempurna, terutama di bagian permukaan atas, permukaannya tidak rata.

2.    Pada bagian atas benda kerja masih ada sebagian pasir yang menempel.

3.    Hasil coran memiliki sambungan yang tidak tepat.
1.  Hal ini dikarenakan inti yang terbuat dari gipsum masih basah sehingga pada saat dilakukan proses penuangan logam cair, air yang terkandung dalam core menguap membentuk gas dan mengakibatkan permukaan benda cor menjadi tidak rata dan berlubang.

2.  Hal ini dikarenakan ada sebagian cetakan pasir yang erosi pada saat dilakukan penuangan logam cair.

3.  Hal ini disebabkan oleh pola yang tidak sempurna dan juga pemasangan yang kurang tepat.
4
3
1
2
4
1.    Pada bagian permukaan bawah sudah cukup bagus akan tetapi masih ada lobang

2.    Pada bagian ujung benda kerja ada sedikit pasir yang menempel.

3.    Hasil coran memiliki sambungan yang tidak tepat.

4.    Pada bagian atas benda tidak membentuk ada rongga dan lobang yang cukup banyak
1.  Hal ini terjadi akibat proses penuangan logam cair terlalu lama dan ada gas yang terperangkap didalamnya karena logam cair yang didalam cetakan mengeras terlebih dahulu dan akhirnya menimbulkan lubang di sisi bawah benda kerja.

2.   Hal ini disebabkan karena adanya cetakan   pasir yang mengalami erosi pada ujung benda cor.

3.  Hal ini disebabkan oleh pola yang tidak sempurna dan juga pemasangan yang kurang tepat.

4.  Hal ini disebabkan saluran masuk dan keluar tidak seimbang yang mana letak saluran keluar kurang tepat posisinya
2
1
5
5
4
3
1.    Pada permukaan benda kerja sangat tidak rata

2.    Terdapat lubang di beberapa sisi benda kerja.

3.    Pada bagian permukaan bawah benda kerja permukaannya bergelombang.

4.    Hasil coran memiliki sambungan yang tidak tepat.

5.    Hasil cor tidak membentuk di bagian atas
1.  Disebabkan karena core dan cetakan pasir terlalu basah yang menyebabkan timbulnya uap air.

2.  Adanya gas yang

3.  terperangkap saat proses pendinginan logam cor.

4.  Proses penuangan terlalu lama sehingga logam dibagian bawah mengeras terlebih dahulu

5.  Hal ini disebabkan oleh pola yang tidak sempurna dan juga pemasangan yang kurang tepat.

6.  Disebabkan saat penuangan aluminium volume yang di tuang terlalu sedikit sehingga tidak bisa mencapai atas benda cor
 
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN A.        Kesimpulan
1.   Pengecoran logam dengan pasir cetak merupakan cara paling mudah dan paling murah untuk membuat benda kerja yang memiliki bentuk rumit yang sulit dikerjakan dengan proses pemesinan. Meskipun demikian cacat benda hasil cor sering kali terjadi. Cacat benda hasil cor disebabkan banyak sekali faktor, namun hal tersebut dapat diminimalisir dengan menganalisa dan mengidentifikasi faktor-faktor tersebut.
2.   Alur proses pengecoran sendiri di bagi menjadi 3 tahap yaitu tahap perancangan, tahap pembuatan cetakan, dan tahap pengecoran.
3.   Cacat-cacat pengecoran adalah Ekotikus tak menentatau kekasaran yang meluas,Lubang-lubang,Retakan,Permukaan kasar,Salah alir,Kesalahan ukuran,Inklusi dastruktutak seragam,Deformasi,Cacat-cacatak nampak.4.   Dari hasil pengecoran yang di lakukan cacat yang bisa di analisa adalah cacat ukuran, cacat bentuk, lubang-lubang, ekor tikus, salah alir, dan ada cacat celah pada hasil pengecoran yang di akibatkan kurang rapatnya pola. B.        Saran
1.   Pada saat pembuatan pola dan core buatlah semirip dan sepresisi mungkin dengan benda aslinya, hal ini agar hasil benda cor nanti dapat semirip mungkin dengan benda aslinya sehingga tidak banyak diperlukan proses finishing.
2.   Pada saat pemilihan pasir, pilihlah pasir yang halus merata, dan letakkan pada bagian dekat dengan sekitar pola.
3.   Pada saat pembuatan cetakan pasir perhatikan komposisi antara pasir silica dan air, usahakan tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering
4.   Perhatikan tingkat kepadatan dari cetakan pasir, jika kurang padat dikhawatirkan nanti saat penuangan berlangsung terjadi longsor. Pastikan lubang masuk dan pernafasan tidak tersumbat dan terlalu kecil
5.   Usahakan pada saat melakukan penuangan jangan terlalu lama dan terputus, karena hal ini sangat mampengaruhi hasil benda cor nantinya.
6.   Pastikan saat penuangan sampai terisi penuh, agar hasil pengecoran jadi utuh sepenuhnya.
 


 DAFTAR PUSTAKA Andre Nainggolan:” sejarah pengecoran logam”.http://tugasmechanicalenginering. blogspot .co.id /2011/10/sejarah-pengecoran-logam.html diakses tanggal:05 Desember 2015
Anonim. Aluminium, dari [[http://webmineral.com/data/Aluminum.shtml]] diunduh pada tanggal 10 Desember 2015http://terasepte.blogspot.co.id/2013/12/makalah-pengecoran.htmlhttps://id.wikipedia.org/wiki/Pengecoranhttps://id.wikipedia.org/wiki/Aluminiumhttp://logamceper.com/teknik-pengecoran-logam/http://indonesia-mekanikal.blogspot.co.id/2008/03/teknik-pengecoran- logam.htmlhttp://logamceper.com/cetakan-pasir-sand-moulding/https://ftkceria.wordpress.com/2011/11/26/proses-pengecoran-dari-cetakan-pasir-sand-casting/http://fendy-automotive.blogspot.co.id/2012/12/efendy-wahyu.htmlhttp://teguhsetio.blogspot.co.id/2012/12/cetakan-pasir.htmlhttp://mochamadnurman.blogspot.co.id/2013/03/sand-casting_19.htmlhttp://rodamasputra.com/artikel/teknik-pengecoran-dengan-cetakan-pasir/http://putrarajawali76.blogspot.co.id/2013/02/makalah-aluminium.htmlHardi Sudjana. 2008. Teknik Pengecoran Logam jilid 2. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.Info Bebas:”Titik Leleh Aluminium”. http://infobebas.web.id/2011/titik
leleh-aluminium.html diakses tanggal:05 Desember 2015
Surdia Tata, dan Saito Shinroku.1985. Pengetahuan Bahan
Teknik. Jakarta: PT Dainippon Gitakarya Printing
Sudira, Tata, Kenji dan Chjiiwa. 2000. Teknik Pengecoran Logam. Jakarta:Pradnya Paramita