Tuesday, June 13, 2023
Tuesday, October 15, 2019
12:44 AM
R.M.Lutfi
Paper Indvidu
AKSIOLOGI
SAINS
Oleh:
Rozaq Mustofa Lutfi
5201413042
AKSIOLOGI SAINS
I. PENGANTAR
Manusia dikenal sebagai
makhluk berfikir. Dan hal inilah yang menjadikan manusia istimewa dibandingkan
makhluk lainnya. Kemampuan berpikir atau daya nalar manusialah yang
menyebabkannya mampu mengembangkan
pengetahuan berfilsafatnya. Dia mengetahui mana yang benar dan mana yang salah,
mana yang baik dan mana yang buruk, yang indah dan yang jelek. Secara terus
menerus manusia diberikan berbagai pilihan.
Dalam melakukan pilihan
ini manusia berpegang pada filsafat atau pengetahuan. Salah satu kajian di
dalam filsafat ilmu adalah aksiologi yang mana aksiologi yaitu kegunaan ilmu
pengetahuan bagi manusia. dalam hal ini menimbulkan pertanyaan apakah sebenarnya
kegunaan ilmu? Tentu saja jawaban setiap orang itu akan berbeda-beda. Oleh
karena itu dalam makalah ini kami sangat tertarik untuk membahas lebih jauh
megenai dimensi aksiologi.
Ilmu
merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia, karena dengan ilmu semua
keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara cepat dan mudah. Dengan
kemajuan ilmu juga manusia bisa merasakan kemudahan lainnya seperti
transportasi, pemukiman, pendidikan, komunikasi, dan lain sebagainya.
Singkatnya ilmu merupakan sarana untuk membantu manusia dalam mencapai tujuan
hidupnya.
inilah
yang layak dikaji dan perlu didiskusikan berkaitan dengan mata kuliah filsafat
ilmu dengan bahan kajian aksiologi sains, karena bagaimana suatu ilmu memiliki
batasan-batasan tatkala dihadapkan pada nilai penemunya, penggunanya, dan
hasilnya. Sehingga sangat menarik sekali pemahaman terhadap aksiologi sains
tatkala dalam implementasinya dihadapkan pada suatu dorongan yang lebih
pada egosentris semata.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Aksiologi
Istilah aksiologi berasal dari kata axios dan
logos. Axios artinya nilai atau sesuatu yang berharga. Logos artinya akal,
penalaran. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai-nilai yang diinginkan atau
teori tentang nilai yang baik dan dipilih. Dalam pemikiran filsafat yunani,
studi mengenai nilai ini mengedepan dalam ide tentang kebaikan. Atau yang lebih
dikenal dengan summum bomum (kebaikan tertinggi).
Aksiologi bisa juga disebut sebagai the
theory of value atau teori nilai. Berikut ini dijelaskan beberapa definisi
aksiologi. aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia,
kajian tentang nilai-nilai khususnya etika. Jadi Aksiologi adalah bagian dari
filsafat yang menaruh perhatian tentang baik dan buruk (good and bad), benar
dan salah (right and wrong), serta tentang cara dan tujuan..
Dari definisi aksiologi di atas, terlihat
dengan jelas bahwa permasalahan utama adalah mengenai nilai. Nilai yang
dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan
tentang apa yang dinilai
B.
Fungsi Aksiologi
Oleh karena itu fungsi kerja aksiologi antara
lain :
1.
Menjaga
dan memberi arah agar proses keilmuan menemukan kebenaran yang hakiki.
2.
Dalam
pemilihan objek penelaahan dapat dilakukan secara etis, tidak mengubah kodrat manusia,
dan tidak merendahkan martabat manusia.
3.
Pengembangan
ilmu pengetahuan diarahkan untuk dapat
meningkatan
taraf hidup yang memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta memberikan
keseimbangan alam lewat pemanfaatan ilmu.
C.
Pengertian Sains
Kata sains berasal dari bahasa latin ”
scientia ” yang berarti pengetahuan. berdasarkan webster new collegiate
dictionary definisi dari sains adalah “pengetahuan yang diperoleh melalui
pembelajaran dan pembuktian” atau “pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran
umum dari hukum-hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan
melalui metode ilmiah. Sains dalam hal ini merujuk kepada sebuah sistem untuk
mendapatkan pengetahuan yang dengan menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk
menggambarkan dan menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di alam.
pengertian sains juga merujuk kepada susunan pengetahuan yang orang dapatkan
melalui metode tersebut atau bahasa yang lebih sederhana.
Sains dengan definisi diatas seringkali disebut dengan sains
murni, untuk membedakannya dengan sains terapan, yang merupakan aplikasi sains
yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia. ilmu sains biasanya
diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
1.
Natural
sains atau Ilmu Pengetahuan Alam
2.
Sosial sains atau Ilmu Pengetahuan Sosial
D.
Cara
Memperoleh Pengetahuan Sains
Bagaimana membuatnya dan apa alatnya? Alat
itu ialah akal. Mengapa akal? Pertama, karena akal dianggap mampu, kedua,
karena akal pada setiap roang bekerja berdasarkan aturan yang sama. Aturan itu
ialah logika alami yang ada pada akal setiap manusia. Akal itulah alat dan
sumber yang paling dapat disepakati. Maka, Humanisme melahirkan Rasionalisme.
Rasionalisme ialah paham yang mengatakan bahwa akal
itulah alat pencari dan pengukur pengetahuan. Pengetahuan dicari dengan akal,
temuannya diukur dengan akal pula.
Empirisme ialah paham filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar
ialah yang logis dan ada bukti empiris. Empirisisme hanya sampai pada
konsep-konsep yang umum. Demikianlah seterusnya. Namun, empirisisme hanya
menemukan konsep yang sifatnya umum. Konsep itu belum operasional, karena belum
terukur. Jadi, masih diperlukan alat lain. Alat lain itu ialah Positivisme.
Positivisme mengajarkan bahwa kebenaran ialah yang
logis, ada bukti empirisnya, yang terukur. “terukur” inilah sumbangan penting
positivisme. Metode ilmiah mengatakan, untuk memperoleh yang benar dilakukan
langkah berikut : logico-hypothetico-verificatif. Maksudnya, mula-mula buktikan
bahwa itu logis, kemudian lakukan pembuktian hipotesis itu secara empiris.
Dengan menggunakan Model Penelitian tertentu
kita mengadakan penelitian. Hasil-hasil penelitian itulah yang kita warisi
sekarang berupa tumpukan pengetahuan sain dalam berbagai bidang sain. Inilah
sebagian dari isi kebudayaan manusia. Isi kebudayaan yang lengkap ialah
pengetahuan sain, filsafat dan mistik.
E.
Implementasi Aksiologi Sains
dalam hidup dan kehidupan
Karena dalam penjelasan sebelumnya bahwa
aksiologi sains dapat membentuk pola pikir dan sikap keilmuwan untuk
kemaslahatan. Sehingga untuk menerapkan dalam kehidupan ada beberapa pendekatan
yang harus dilakukan yang antara lain:
1.
Mengetahui
dan memahami sumber yang hak dari ilmu itu sendiri beserta sifat-sifatnya.
2.
Mengetahui
dan memahami konsep diri dan eksistensi keberadaan kita sebagai makhluk
ciptaanNya
3.
Mengetahui
dan memahami awal/bermulanya suatu kehidupan dan berakhirnya tiap-tiap makhluk
memiliki masanya/waktunya sendiri. Dan tiap suatu perbuatan memiliki
konsekuensinya masing-masing.
III.
KESIMPEULAN
Pembahasan
aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu.Ilmu tidak bebas nilai.Artinya
pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai
budaya dan moral suatu masyarakat; sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat
dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama,
bukan sebaliknya malahan menimbulkan bencana.
aksiologi sains adalah apa manfaat
ilmu yang juga mengandung jawaban yang sangat jelas yakni untuk kemaslahatan,
sehingga hukumnya berbanding lurus yakni semakin banyak kemaslahatan tercipta,
semakin manfaat ilmu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Thoyibi M, F,ilsafat Ilmu dan Perkembangannya, Surakarta:Muhammadiyah
University
Press, 2003
Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer.
Jakarta :Pustaka
Sinar Harapan.
Diakses
Maret 2011
(Dilihat pada: 8-Juni-2014)
http://definisimu.blogspot.com/2012/08/definisi-sains.html (Dilihat pada:
8-Juni
2014)
(Dilihat pada:
8-Juni-2014)
(Dilihat pada:
8-Juni-2014)
http://nanafitriyana.blogspot.com/2013/10/filsafat-sains.html (Dilihat pada:
8-
Juni-2014)
Wednesday, January 17, 2018
3:05 AM
R.M.Lutfi
pengalam yang tidak akan pernah kulupakan. memang bukan kali pertama saya merantau ke kota lain, semarang pernah menjadi tempat menimba ilmu entah ilmu apa, ahaja ilmu kanuragan kali ya.
kali ini sedikit berbeda merantau dengan tujuan awal bisa dikatakan setengah hati menjalani, dengan rasa ingin tahuku yang bisa dikatakan freak.
oke kembali ke tujuan, bekasi pertama menginjak disana heran, dunia ini sumpek rasa pertama ketika berhenti di stasiun bekasi bersama kawan-kawan, tujuan utama cikarang, masih daerah bekasi bisa dikatakan daerah industri terbesar se-asia wauw mikir itu daerah isinya kek apa, percayalah. balik tadi liat orang naik krl yang sumpek didalamnya orang" berpacu dengan waktu, keluar krl berlarian. awalnya heran ngapain lari" tapi disana saya merasakan hal itu ahaha. sampai di stasiun cikarang kami naik transportasi online. ini benar" membantu untuk newbie tak tau arah. sampe di tujuan lokasi kating saya. eh kating itu kaka tingkat ya. udah capek mandi trus tidur. paginya ke indslystri jalan" dengan online. yah dunia seperti tangan mau kemana. dampak tidak bawa kendaraan. yah disana saya bekerja di salah satu perusahaan yang bekerja di bidang konstruksi pertambangan yang di kontrak selama 3 bulan. dari 11 desember saya bekerja sampai 10 maret kontrak trainingnya, cukup sekian dulu, tunggu apa yang terjadi selama 3 bulan banyak pengalaman yang tak terlupakan, see youu
kali ini sedikit berbeda merantau dengan tujuan awal bisa dikatakan setengah hati menjalani, dengan rasa ingin tahuku yang bisa dikatakan freak.
oke kembali ke tujuan, bekasi pertama menginjak disana heran, dunia ini sumpek rasa pertama ketika berhenti di stasiun bekasi bersama kawan-kawan, tujuan utama cikarang, masih daerah bekasi bisa dikatakan daerah industri terbesar se-asia wauw mikir itu daerah isinya kek apa, percayalah. balik tadi liat orang naik krl yang sumpek didalamnya orang" berpacu dengan waktu, keluar krl berlarian. awalnya heran ngapain lari" tapi disana saya merasakan hal itu ahaha. sampai di stasiun cikarang kami naik transportasi online. ini benar" membantu untuk newbie tak tau arah. sampe di tujuan lokasi kating saya. eh kating itu kaka tingkat ya. udah capek mandi trus tidur. paginya ke indslystri jalan" dengan online. yah dunia seperti tangan mau kemana. dampak tidak bawa kendaraan. yah disana saya bekerja di salah satu perusahaan yang bekerja di bidang konstruksi pertambangan yang di kontrak selama 3 bulan. dari 11 desember saya bekerja sampai 10 maret kontrak trainingnya, cukup sekian dulu, tunggu apa yang terjadi selama 3 bulan banyak pengalaman yang tak terlupakan, see youu
Friday, March 25, 2016
3:47 AM
R.M.Lutfi
Belajar dari Kehidupan
Tak sama seperti guru yang di
kelas, menjelaskan, kemudian memberi ujian dan terkadang ada memberi tahu
kesalahanmu, tapi itu semua berbeda dengan kehidupan. Kita di uji tanpa ada
materi sebelumnya, mungkin kita sudah pernah menghadapi ujian itu, akan tetapi
pasti akan ada awal ujian yang belum kita lalui.
Di sana kita belajar,
mengambil nilai yang kita baca, tanpa di beritahu kebenarannya, salah menilai
mungkin bisa, tapi lebih takut jika salah mengartikan. Tak selamanya kita belajar
seperti di guru yang menjelaskan, Terkadang diri ini lebih susah belajar
mengartikan, bukan berarti mengartikan hal terlihat, akan tetapi tersirat,
seperti halnya perasaan dan logika, keduanya tak bisa di artikan sama, karena
ke-2anya berbeda. Logika di terima akal manusia tapi bisa jadi tak diterima
perasaan, begitu pula sebaliknya, bukan munafik, menurutku pada dasarnya
perasaan sulit untuk di mengerti bukan selamanya sama, namun diri ini yang kurasa,
entah mengapa? Keras,lembut,kenyal, dan kadang tak berbentuk, sesuai dengan
wadah, perasaanku tak selamanya benar, begitu pula logikaku,
Jika kau yang dekat denganku
mungkin mengerti diri ini tapi maaf kalau aku tak merasakan apa yang kau rasa,
tolong ingatkan aku, atau ungkapkan kepadaku, tentang hal itu, baik, ataupun
buruk untukku, tak usah ragu, lakukan itu dengan caramu yang kumengerti. Jika
baik aku akan mempertahankan, jikalau buruk akan kulihat terlebih dahulu, bukan
berarti apa yang kau maksud itu sama, tapi kita lihat dari sisi berbeda, kalau
benar aku tak ragu untuk berubah, untuk jadi pribadi yang lebih baik, walaupun
tak akan jadi yang terbaik, bukan berarti aku tak mau jadi yang terbaik, aku
ingin menjadi lebih baik dari diriku sendiri, bukan dari orang lain. Bukan
berarti aku pesimis, optimis itu pasti, tapi hidup harus sadar diri,
(ngrumangsani).
3:31 AM
R.M.Lutfi
Pubdekdok Dialog Jurusan 2014
Pubdekdok Kajur Cup Se-Semarang 2014
PerkaP GTT 2015
Pubdekdok Service Jimat 2015
Bendahara Wisuda Jurusan Periode 1 tahun 2015
Humas Pelatihan CAD 2015
Ketua Pelatihan Aeromodelling 2015
Tutor Pubdekdok PMM 2015
Pubdekdok Workshop Sponsorshi 2015
Pubdekdok Autocare Jimat with Nasmoco 2015
Sie Keamanan Try out SBMPTN KBRS 2015
Sie Acara LSB 2015
Pubdekdok Mechanical Festival dan Semarang Moto Modification
Contest 2015
Sie acara Musyawarah Tinggi Korwil 5 2015
Tuesday, January 26, 2016
7:02 AM
R.M.Lutfi
LAPORAN AKHIRPRAKTIKUM PENGECORAN LOGAM“DUDUKAN SPROKET GEAR” Dosen Pengampu:Drs. Sunyoto M.Si.Shohihatur Rohman S.Pd. Disusun oleh:
Rozaq Mustofa Lutfi5201413042
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESINJURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2016
BAB IPENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pengecoran logam merupakan suatu metode pembentukan logam dengan cara memanaskan logam hingga mencair kemudian menuangkannya dalam cetakan dan ditunggu sampai mengeras. Pengecoran logam mempunyai banyak tahapan dalam prosesnya. Dalam dunia industri proses pengecoran banyak digunakan untuk membuat benda kerja yang bentuknya rumit yang sulit dikerjakan dengan proses pemesinan. Salah satu contoh komponen yang dikerjakan dengan proses pengecoran adalah sepatu rem. Karena sepatu rem dituntut mempunyai sifat yang kuat dan keras agar proses pengereman dapat berjalan maksimal maka proses pengerjaannya dilakukan dengan proses pengecoran. Pada proses pelaksanaan proses pengecoran tidak selalu berjalan dengan mulus. Seringkali cacat hasil coran terjadi. Banyak sekali faktor yang memnyebabkannya misalnya cetakan pasir yang terlalu basah, adanya gas yang terjebak, penggunaan jenis pasir yang kurang sesuai.Praktik Pengecoran logam adalah salah satu mata kuliah pokok yang di ajarkan di Universitas Negeri Semarang. Mata kuliah ini sangat penting untuk menunjang teori-teori pengecoran logam ataupun praktiknya yang telah diajarkan dosen kepada mahasiswa serta dimaksudkan untuk menambah pengetahuan pengecoran logam. Hal tersebut akan meningkatkan pengetahuan mahasiswa khususnya bidang pengecoran logam, mulai dari perencanaan pembuatan benda cor, pembuatan pola dan rangka cetak, alat yang digunakan hingga hal yang terpenting yaitu proses pengecoran itu sendiri. Serta sebagaimana kita sebagai calon pengajar dimaksudkan untuk mengasah ketrampilan tambahan guna modal untuk mengajar di SMK kelak.Diharapkan dengan adanya laporan ini dapat meningkatkan pemahaman siswa di dalam praktik maupun teori Pengecoran Logam sehingga kelak dapat menunjang keterampilan dan kemampuan siswa di dalam dunia keteknikan ataupun pendiddikan.
B. Tujuan
1. Agar Mahasiswa mengetahui tentang pengetahuan pengecoran logam
2. Agar Mahasiswa mengetahui tentang alur dan proses pengecoran logam
3. Agar Mahasiswa mengetahui cacat pada pengecoran logam
4. Agar Mahasiswa dapat menganalisa cacat pada pengecoran logam
C. Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui tentang pengetahuan pengecoran logam
2. Mahasiswa mengetahui tentang alur dan proses pengecoran logam
3. Mahasiswa mengetahui cacat pada pengecoran logam
4. Mahasiswa dapat menganalisa cacat pada pengecoran
D. Rumusan Masalah1. Apa itu pengecoran logam?
2. Bagaimana alur dan proses pengecoran logam?
3. Apa sajakah cacat pada pengecoran logam?
4. Bagaimana menganalisa cacat pada pengecoran?
BAB IILITERATUR REVIEW A. Hakekat Pengecoran Logam
Pengecoran logam adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Logam cair akan dituangkan kedalam cetakan melalui rongga cetak (cavity) sesuai dengan bentuk atau desain yang diinginkan. Setelah logam cair memenuhi rongga cetak dan tersoladifikasi, selanjutnya cetakan disingkirkan dan hasil cor dapat diteruskan ke proses sekunder.Untuk menghasilkan hasil cor yang berkualitas maka dibutuhkan pola yang berkualitas tinggi, baik dari segi dimensi, kontruksi, material pola, dan kelengkapan lainnya. Pola digunakan untuk memproduksi cetakan. Pada umumnya dalam proses pembuatan cetakan, pasir cetak diletakkan di sekitar pola yang dibatasi rangka cetak kemudian pasir dipadatkan dengan cara ditumbuk sampai kepadatan tertentu. Pada umumnya cetakan dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian atas (cup) dan bagian bawah (drag) sehingga setelah pembuatan cetakan selesai pola akan mudah dicabut dari cetakan.Pembuatan inti dilakukan terpisah dengan pembuatan cetakan, dalam kasus ini inti dibuat dari pasir kuarsa yang dicampur dengan air kaca (water Glass / Natrium Silikat), campuran tersebut dimasukkan dalam kotak inti, kemudian direaksikan dengan gas CO2 sehingga menjadi padat dan keras. Inti di pasang pada cetakan pasir kemudian cetakan diasembling dan diklem.Sembari cetakan dipersiapkan bahan-bahan logam dilebur di bagian peleburan. Setelah logam cair dan homogen maka logam cair itu dituang ke dalam cetakan. Selanjutnya tunggu cairan logam membeku akibat proses pendinginan. Setelah cairan logam membeku cetakan di bongkar. Pasir cetak, inti, dan benda tuang dipisahkan. Pasir cetak bekas masuk ke instalasi daur ulang, dan inti bekas dibuang, dan benda tuang diberikan ke bagian fethling untuk dibersihkan dari kotoran dan dilakukan pemotongan terhadap sistem saluran benda tersebut. (Campbell, john (2003), casting (2nd ed.) )
1. Keuntungan proses pembentukan dengan pengecoran :
a. Dapat mencetak bentuk kompleks, baik bentuk bagian luar maupun bentuk bagian dalam
b. Beberapa proses dapat membuat bagian (part) dalam bentuk jaringan
c. Dapat mencetak produk yang sangat besar, lebih berat dari 100 ton
d. Dapat digunakan untuk berbagai macam logam
e. Beberapa metode pencetakan sangat sesuai untuk keperluan produksi massal.
Setiap metode pengecoran memiliki kelemahan, tetapi secara umum kerugian proses pembentukan dengan pengecoran dapat disebutkan sebagai berikut : a. Keterbatasan sifat mekanik
b. Sering terjadi porositas
c. Dimensi benda cetak kurang akurat
d. Permukaan benda cetak kurang halus
e. Bahaya pada saat penuangan logam panas
f. Masalah lingkungan
Menurut jenis cetakan yang digunakan proses pengecoran dapat diklasifikan menjadi dua katagori :a. Pengecoran dengan cetakan sekali pakai.
b. Pengecoran dengan cetakan permanen.
Pada proses pengecoran dengan cetakan sekali pakai, untuk mengeluarkan produk corannya cetakan harus dihancurkan. Jadi selalu dibutuhkan cetakan yang baru untuk setiap pengecoran baru, sehingga laju proses pengecoran akan memakan waktu yang relatif lama. Tetapi untuk beberapa bentuk geometri benda cor tersebut, cetakan pasir dapat menghasilkan coran dengan laju 400 suku cadang perjam atau lebih. Pada proses cetakan permanen, cetakan biasanya dibuat dari bahan logam, sehingga dapat digunakan berulang-ulang. Dengan demikian laju proses pengecoran lebih cepat dibanding dengan menggunakan cetakan sekali pakai, tetapi logam coran yang digunakan harus mempunyai titik lebur yang lebih rendah dari pada titik lebur logam cetakan. 2. Cacat-cacat pada CoranKomisi pengecoran international telah membuat penggolongan cacat-cacat coran dan dibagi menjadi 9 kelas, yaitu :a. Ekor tikus tak menentukan atau kekerasan yang meluasCacat ekor tikus merupakan cacat dibagian luar yang dapat dilihat dengan mata. Bentuk cacat ini mirip seperti ekor tikus, yang diakibatkan dari pasir permukaan cetakan yang mengembang dan logam masuk kepermukaan tersebut. Kekasaran yang meluas merupakan cacat pada permukaan yang diakibatkan oleh pasir cetak yang tererosi.Penyebab cacat ekor tikus atau kekasaran yang meluas disebabkan oleh :1. Kecepatan penuangan terlalu lambat2. Temperatur penuangan terlalu tinggi3. Ketahanan panas pasir cetak rendah4. Terjadi pemanasan setempat akibat letak saluran turun yang salah5. Pasir cetak banyak mengandung unsure kental atau lumpur6. Perbaikan cetakan yang tidak sempurna7. Pelapisan cetakan yang terlalu tebal8. Kepadatan cetakan pasir yang kurang9. Lubang angin pada cetakan kurangUntuk mencegah timbulnya cacat di atas dapat dilakukan dengan merencanakan pembuatan cetakan, peleburan dan penuangan yang baik. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah :1. Menggunakan pasir cetak yang berkualitas, tahan panas dan tidak benyak mengandung unsure lumpur.2. Pembuatan cetakan yang teliti baik pemadatan yang cukup, lubang angina yang cukup dan pelapisan tipis yang merata. Membuat saluran turun yang tepat, sesuai bentuk coran.3. Mengecek temperature logam sebelum penuangan, tempertur tuang harus sesuai yang disyaratkan.4. Melakukan penuangan dengan kecepatan yang cukup dan kontinyu.b. Lubang-lubangCacat lubang-lubang memiliki bentuk dan akibat yang beragam.Bentuk cacat lubang-lubang dapat dibedakan menjadi :1. Rongga udara2. Lubang jarum3. Rongga gas olehl4. Penyusutan dalam5. Penyusutan luar6. Rongga penyusutan
Bentuk cacat lubang
|
Penyebab
|
Pencegahan
|
a. Rongga udara
|
a) Logam cair teroksidasi
b) Saluran cerat dan ladel tidak cukup kering
c) Temperatur penuangan terlalu rendah
d) Penuangan terlalu lambat
e) Cetakan kurang kering
f) Permeabilitas pasir cetakkurang sempurna
g) Terlalu banyak yang
h) keluar dari cetakan
i) Lubang angin kurangmemadai
j) Tekanan di atas terlalu rendah
k) Bahan muatan logam banyak kotoran dan berkarat
l) Perencanaan dan
m) peletakan penambah tidak sempurna
n) Tinggi penambah terlalu rendah
o) Cetakan membengkak
p) Cetakan pasir membentuk sudut-sudut tajam
q) Radius coran yang terlalukecil
r) Pengisian yang sulit dari penambah karena perubahan yang mendadak
|
a) Diusahakan pada saat
b) pencairan alas kokas dijaga agar logam tidak berada di daerah oksidasi
c) Temperature tuang logam sebelum penuangan, dipastikan sudah
d) sesuai dan penuangan dengan cepat.
e) Pembuatan cetakanyang teliti baik permeabilitas, pemadatan yangcukup, lubang anginyang cukup.
f) Diusahakan tekanan diatas dibuat tinggi.
g) Perencanaan danpeletakan penambah yang teliti.
h) Menghilangkan sudut-
i) sudut tajam pada cetakan
j) Mendsain coran dengan radius yang cukup
k) Merencanakan sisitim saluran yang teliti
|
b. Lubang jarum
| ||
c. Penyusutan dalam
| ||
d. Penyusutan luar
| ||
e. Rongga penyusutan
| ||
f. Rongga gas cil
|
a) Penguapan bahan
b) Bahan cil berkarat
c) Permukaan mengembun
|
a) Menggunakan bahan yang tidak menguap
b) Menghilangkan karat pada bahan
c) Memastikanpermukaan cil betul-betul kering sebelum penuangan.
|
D. Diagram Alir Proses PraktIk Pengecoran Logam
BAB IIIPELAKSANAAN KEGIATAN PENGECORAN A. Waktu dan Tempat
3) Alat dan Bahan untuk Membuat Inti
BAB IVANALISA DAN PEMBAHASAN A. HASIL CORAN
3. Benda 3
Hasil Pengecoran
|
Pembahasan
|
Analisa
| |||||
|
1. Permukaan hasil pengecoran cukup halus tetapi ada sedikit pasir yang menempel
2. Hasil pengecoran sudah menyerupai benda aslinya tetapi masih ada lubang
3. Hasil coran memiliki sambungan yang tidak tepat.
|
1. Hal ini disebakan cetakan pasir runtuh saat proses penuangan logam cair sehingga ada pasir cetakan yang menempel pada benda cor.
2. Hal ini disebabkan saat penuangan cairan almunium ke ceetakan pasir ada udara yang terperangkap di dalamnya sehingga meninggalkan lubang saat benda cor mengering.
3. Hal ini disebabkan oleh pola yang tidak sempurna dan juga pemasangan yang kurang tepat.
| |||||
2
|
1. Pada permukaan bagian atas benda cor terdapat lubang yang mengarah ke core.
2. Pada bagian atas hasil pengecoran berlobang, bahkan tidak menyerupai bentuk sempurna
3. Hasil coran memiliki sambungan yang tidak tepat.
|
1. Hal ini di sebabkan karena proses penuangan terlalu lama sehingga logam cair yang ada didalam cetakan pasir mengeras terlebih dahulu, akibatnya ada ruangan dalam cetakan pasir ada yang tidak terisi logam cair dan menimbulkan lubang.
2. Hal ini disebabkan saat penuangan cairan almunium ke ceetakan pasir ada udara yang terperangkap di dalamnya sehingga meninggalkan lubang saat benda cor mengering.
3. Hal ini disebabkan oleh pola yang tidak sempurna dan juga pemasangan yang kurang tepat.
| |||||
3
|
1. Hasil benda cor tidak sempurna, terutama di bagian permukaan atas, permukaannya tidak rata.
2. Pada bagian atas benda kerja masih ada sebagian pasir yang menempel.
3. Hasil coran memiliki sambungan yang tidak tepat.
|
1. Hal ini dikarenakan inti yang terbuat dari gipsum masih basah sehingga pada saat dilakukan proses penuangan logam cair, air yang terkandung dalam core menguap membentuk gas dan mengakibatkan permukaan benda cor menjadi tidak rata dan berlubang.
2. Hal ini dikarenakan ada sebagian cetakan pasir yang erosi pada saat dilakukan penuangan logam cair.
3. Hal ini disebabkan oleh pola yang tidak sempurna dan juga pemasangan yang kurang tepat.
| |||||
4
|
1. Pada bagian permukaan bawah sudah cukup bagus akan tetapi masih ada lobang
2. Pada bagian ujung benda kerja ada sedikit pasir yang menempel.
3. Hasil coran memiliki sambungan yang tidak tepat.
4. Pada bagian atas benda tidak membentuk ada rongga dan lobang yang cukup banyak
|
1. Hal ini terjadi akibat proses penuangan logam cair terlalu lama dan ada gas yang terperangkap didalamnya karena logam cair yang didalam cetakan mengeras terlebih dahulu dan akhirnya menimbulkan lubang di sisi bawah benda kerja.
2. Hal ini disebabkan karena adanya cetakan pasir yang mengalami erosi pada ujung benda cor.
3. Hal ini disebabkan oleh pola yang tidak sempurna dan juga pemasangan yang kurang tepat.
4. Hal ini disebabkan saluran masuk dan keluar tidak seimbang yang mana letak saluran keluar kurang tepat posisinya
| |||||
|
1. Pada permukaan benda kerja sangat tidak rata
2. Terdapat lubang di beberapa sisi benda kerja.
3. Pada bagian permukaan bawah benda kerja permukaannya bergelombang.
4. Hasil coran memiliki sambungan yang tidak tepat.
5. Hasil cor tidak membentuk di bagian atas
|
1. Disebabkan karena core dan cetakan pasir terlalu basah yang menyebabkan timbulnya uap air.
2. Adanya gas yang
3. terperangkap saat proses pendinginan logam cor.
4. Proses penuangan terlalu lama sehingga logam dibagian bawah mengeras terlebih dahulu
5. Hal ini disebabkan oleh pola yang tidak sempurna dan juga pemasangan yang kurang tepat.
6. Disebabkan saat penuangan aluminium volume yang di tuang terlalu sedikit sehingga tidak bisa mencapai atas benda cor
|
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
4. Perhatikan tingkat kepadatan dari cetakan pasir, jika kurang padat dikhawatirkan nanti saat penuangan berlangsung terjadi longsor. Pastikan lubang masuk dan pernafasan tidak tersumbat dan terlalu kecil
DAFTAR PUSTAKA Andre Nainggolan:” sejarah pengecoran logam”.http://tugasmechanicalenginering. blogspot .co.id /2011/10/sejarah-pengecoran-logam.html diakses tanggal:05 Desember 2015
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)