PRAKTIKUM
PEMBENTUKAN DASAR
Dosen Pengampu:
Drs. Agus Suharmanto M.Pd.
Disusun
oleh:
Nama : Rozaq Mustofa Lutfi
NIM : 5201413042
Rombel : Selasa 207
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
DESEMBER 2014
KATA
PENGATAR
Puji syukur
saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas nlapor ini. Tidak lupa juga Saya capkan
terima kasih kepada dosen PRAKTIKUM PEMBENTUKAN DASAR Drs.
Agus Suharmanto M.Pd yang telah
membimbing Saya agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun laporan
ini. Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
PRAKTIKUM PEMBENTUKAN DASAR, yang saya sajikan berdasarkan praktik yang telah di
lakukan. Dengan penuh kesabaran
laporan ini dapat terselesaikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
para pelajar ataupun, umum khususnya pada diri saya sendiri dan semua yang
membaca laporan ini, Dan mudah mudahan juga dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca .
Dalam penyelesaian tugas ini kami
banyak menerima bantuan dan dukungan dari banyak pihak, dan kesempatan ini kami
berterimakasih kepada :
1.
Kedua orang tua kami yang telah memberikan kasih sayang dan dukungan baik Moril
maupun Materiil sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir ini.
Akhir kata kami sebagai penulis
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Dari kami
mungkin masih ada kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan praktik ini..
Semarang, 14 Desember 2014

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2.
Tujuan.................................................................................................... 2
1.3.
Manfaat
................................................................................................ 3
BAB 2 KAJIAN TEORI
2.1.
Landasan Teori ..................................................................................... 4
2.2.
Keselamatan Kerja ............................................................................. 25
BAB 3 LAPORAN PRAKTIKUM
3.1.
Pelaksanaan Praktikum ...................................................................... 26
BAB 4 PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
........................................................................................ 45
4.2.
Saran
.................................................................................................. 46
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 47
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Teknik kerja bangku / praktikum pembentukan dasar adalah
teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan benda kerja.
Pekerjaan kerja bangku penekanan pada pembuatan benda kerja dengan alat tangan,
dan dilakukan di bangku kerja. Praktikum pembentukan dasar melatih siswa agar mampu
menggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda
kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang
ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika siswa melakukan pekerjaan dengan baik
sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktek pembentukan dasar.
Pekerjaan praktikum pembentukan dasar meliputi berbagai
jenis kontruksi geometris yang sesuai dengan job sheet atau perintah kerja. Aktivitas
kerja pembentukan dasar maliputi menggergaji,
mengikir,
memahat, dll. Dalam praktikum ini mahasiwa hanya mengenal alat-alat praktikum
sederhana dan dikerjakan manual dan tanpa menggunakan mesin guna untuk melatih
ketrampilan mahasiswa, sehingga dalam praktikum selanjutnya mahasiswa tidak
mengalami banyak kesulita.
Praktikum kerja bangku adalah salah
satu mata kuliah pokok yang di ajarkan di Universitas Negeri Semarang. Mata
kuliah ini sangat penting guna melatih ketrampilan dan kejelian mahasiswa dalam
bidang permesinan. Praktikum kerja bangku ini merupakan langkah awal mahasiswa untuk
maju ke peralatan permesinan yang lebih canggih dan modern sesuai dengan
perkembangan jaman. Teknik praktikum
pembentukan dasar adalah teknik dasar yang harus dikuasai
oleh seseorang dalam mengerjakan kerja pembentukan dasar di dalam dunia teknik pemesinan dasar
untuk materi praktikum pembentukan dasar pada tingkat selanjutnya. Pekerjaan
kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris yang sesuai dengan
perintah kerja..
Diharapkan dengan adanya laporan ini
dapat meningkatkan pemahaman siswa di dalam prakte\k maupun teori kerja bangku
sehingga kelak dapat menunjang keterampilan dan kemampuan siswa di dalam dunia
teknik pemesinan.
1.2.
TUJUAN
1.2.1.
Tujuan pembuatan laporan praktik kerja
bangku ini bagi siswa, yaitu:
a.
Melaporkan hasil kerja praktik kerja
bangku selama satu semester.
b.
Memahami cara pengerjaan praktikum
pembentukan dasar teknik dalam membuat suatu alat sederhana.
c.
Mengerti dan memahami alat dan bahan
yang digunakan dalam praktikum pembentukan dasar.
d.
Mengerti cara penggunaan dari alat kerja
yang digunakan.
e.
Memahami masalah-masalah yang dihadapi
selama praktikum pembentukan dasar.
f.
Memenuhi tugas dari mata praktikum
pembentukan dasar.
g.
Siswa mampu menerapkan kreatifitas berkarya dalam rangka peningkatan
kompetensi praktikum pembenukan dasar.
1.2.2.
Tujuan umum praktikum pembentukan dasar
adalah :
a.
Siswa memiliki ketrampilan.
b.
Siswa mampu melakukan pekerjaan sesuai
lembar kerja.
c.
Siswa mampu menggunakan alat kerja
dengan baik dan benar.
d.
Siswa dapat menyelesaikan pekerjaan tepat
waktu.
1.2.3.
Tujuan Khusus praktikum pembentukan
dasar antara lain :
a.
Siswa mampu memotong (menggergaji) dan
mengikir benda kerja dengan baik dan benar.
b.
Siswa mampu melakukan pemahatan pada
benda kerja dengan baik dan benar.
c.
Memahami
prinsip kerja dan cara menggunakan gergaji,
kikir,dan
baji .
1.3.
MANFAAT
Manfaat praktik kerja bangku antar lain
:
a.
Meningkatkan pemahaman siswa didalam
praktik maupun teori praktikum pembentukan dasar.
b.
Meningkatkan kualitas ketrampilan siswa.
c.
Siswa dapat melatih dan mengembangkan
ketrampilan yang sesuai dengan ketrampilan yang diperoleh dari tempat praktikum
pembentukan dasar.
d.
Siswa dapat mengetahui secara langsung
bagaimana proses praktikum pembentukan dasar.
e.
Siswa dapat memperoleh pengalaman dan
wawasan secara langsung dari proses praktikum pembentukan dasar
BAB 2
KAJIAN
TEORI
2.1.
LANDASAN TEORI
2.1.1.
Ragum (Penjepit)(Vice)


Gambar
Ragum
Ragum adalat
alat yang digunakan untuk menjepit banda kerja pada waktu pekerjaan mekanik,
seperti mengikir, memahat, memotong, dll. Pada penggunaanya ragum umumnya
terbuat dari besi tuang, kenyal atau tempa yang dipasang pada bangku kerja
dengan kuat. Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan
benar,artinya penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja.Dengan
demikian ragum harus lebih kuat dari benda kerja yang dijepitnya.Untuk
menghasilkan penjepitan yang kuat maka pada mulut ragum/rahangnya dipasangkan
baja berigi sehingga benda kerja dapat dijepit dengan kuat. Rahang-rahang ragum
digerakkan oleh batang ulir yang dipasangkan pada rumah ulir. Apabila batang
ulir digerakkan/diputar searah jarum jam, maka rahang ragum akan menutup,tetapi
bila diputar berlawanan dengan arah jarum jam maka rahang ragum akan membuka.
Dalam penjepitan benda kerja tidak
diharapkan permukaan benda kerja mengalami kerusakan atau cacat karena jepitan
rahang ragum.Guna mengatasi hal itu, maka pada saat melakukan penjepitan benda
kerja dengan ragum hendaknya rahang ragum dilapisi dengan pelapis.Pelapis
tersebut terbuat dari bahan yang lunak seperti baja lunak,pelat tembaga,karet
pejal dan pelat seng yang tebal.
Batang ulir dan rumah ragum harus
selalu diperiksa dari proses pelumasan.Pada ditinggalkan rahang ragum harus
selalu dalam keadaan tertutup.Ragum bukanlah merupakan landasan sehingga tidak
diperkenankan untuk melakukan pemukulan benda kerja dengan dengan ragum sebagai
landasan.
Hal-hal yang pelu diperhatikan atau
yang perlu dipedomani dalam penjepitan benda kerja pada ragum adalah sebagai
berikut:
1.
Gunakan pelapis rahang ragum untuk
mencegah benda kerja agar tidak rusak permukaannya.
2.
Penjepitan benda kerja harus rata,
artinya permukaan benda kerja yang keluar dari rahang ragum harus lurus dan
sejajar dengan rahang ragum.
3.
Untuk penjepitan benda kerja yang
berlubang seperti pipa yang tipis digunakan bahan tambahan lain yang dimasukkan
ke dalam pipa, sehingga pipa yang dijepit tidak akan mengalami
kerusakan/berubah bentuk.
4.
Untuk penjepitan benda kerja yang tipis
(pelat tipis) gunakan landasan dari kayu. Landasan tersebut dijepit pada rahang
ragum.
Pemasangan ragum pada meja kerja
harus disesuaikan dengan tinggi pekerja yang akan bekerja.Sebagai patokan
adalah apabila ragum dipasang pada meja kerja, maka tinggi mulut ragum harus
sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri sempurna.
Ketinggian pemasangan ragum pada
meja kerja sangat berpengaruh dalam pelaksanaan pekerjaan.Sebagai pedoman
pengaturan tinggi rendahnya penjepitan benda kerja pada ragum adalah sebagai
berikut:
1.
Untuk pekerjaan yang tidak memerlukan
gaya yang besar seperti pada pekerjaan akhir, benda kerja dapat di jepit lebih
tinggi,artinya permukaan benda kerja yang keluar dari rahang ragum lebih tinggi
2.
Untuk pekerjaan yang memerlukan gaya
yang besar seperti memahat, menggergaji, mengikir,mengetap dan menyenai maka
kedudukan benda kerja harus serendah mungkin berada di atas rahang ragum.
3.
Untuk penjepitan pipa-pipa sebaiknya
digunakan pelapis rahang,dimana bentuk pelapis rahang tersebut hendaknya
masing-masing berbentuk setengah lingkaran.Bahan pelapis biasanya bisa dari
kayu atau dari bahan yang lunak sehingga tidak akan merusak penampang pipa.
2.1.2.

Mesin
Bor dan Mata Bor


Gambar mesin bor dan mata bor
Mengebor adalah pekerjaan membuat
lubang dengan menggunakan mesin bor. Pekerjaan logam pada bengkel - bengkel
biasanya mempergunakan beberapa jenis mesin bor, seperti mesin bor bangku,
mesin bor tiang dan menggunakan jenis mesin bor pistol atau mesin bor dada.
Agar pemakanan permulaan tidak miring atau meleset maka
pada bagian yang akan dibor dibuat titik pusat. Sebelum mengebor benda kerja,
yang harus diperhatikan yaitu :
a)
Kelengkapan – kelengkapan mesin bor
b)
Jenis bahan yang akan dibor
c)
Ukuran garis tengah bor
d)
Arah putaran dan kecepatan putaran mesin
bor
e)
Keselamatan kerja
Cara mengebor benda kerja yaitu benda kerja dijepit menggunakan
ragum mesin bor. Untuk benda kerja yang telah rata dan mendatar, dengan ukuran
tebalnya lebih pendek daripada tinggi mulut ragum bor, dibagian bawah benda
kerja ditahan dengan bantalan yang rata dan sejajar (paralel). Agar ragum bor
tidak turut bergerak, ragum tersebut diikat dengan mur-baut pada meja bor.
Untuk
pengerjaan mengebor tembus pada benda kerja yang diletakkan pada alas meja bor,
agar diperhatikan bahwa ketika bor telah menembus benda pekerjaan, maka mata
pemotong bor jangan sampai menyayat permukaan daripada meja bor. Dalam hal yang
demikian kedudukan pada waktu penjepitan benda kerja harus betul-betul presisi,
sudut mata pemotong bor dengan titik pusat lubang yang akan dibor sepusat
dengan titik lubang meja bor.
Pada
pengeboran bahan memerlukan pendinginan. Fungsi dari pendinginan ini adalah
untuk menghindarkan agar bor tidak aus akibat panas yang timbul dari gesekan
antar bor/penggerek dengan benda kerja.
Mesin
bor digunakan sebagai alat pembuat lubang
atau alur yang efisien,
sebagai pisau penyayat pada mesin bor ini
dinamakan mata bor yang mempunyai ukuran diameter bermacam-macam.
Mesin bor termasuk
perkakas dengan gerak utama berputar,
fungsi
pokok mesin ini ialah membentuk
lubang pada benda kerja dengan mempergunakan bor sebagai alatnya. Pada dasarnya pengerjaan mengebor dengan menggunakan mata bor terdiri dari dua gerakan untuk melubangi benda kerja, yaitu gerakan rotasi
atau putaran dan gerakan ingsutan yang lurus
mendorong. Untuk mengebor lubang-lubang selalu
dipakai bor spiral.

Gambar Mesin Bor dan
bagiannya
Cara penggunaan :
·
untuk menggunakanya dengan memasang mata bor pada
kepala mesin bor dan mengaktifkan saklar pada mesin bor.
Perawatan :
·
perawatan mesin bor dan mata bor adalah den
·
gan membersihkanya dari serbuk atau kotoran setelah
selesai dan memberikan sedikit pelumas pada mata bor.
2.1.3.
Kikir


Gambar macam-macam kikir
Kikir
terbuat dari baja
karbon tinggi
yang ditempa dan
disesuaikan dengan
ukuran panjang, bentuk, jenis dan
gigi pemotongnya.
Tangkainya dibiarkan lunak agar kuat. Badan kikir keras dan rapuh, maka hampir
semua kikir harus disimpan secara terpisah dan dilindungi untuk mencegah patah.
Kikir diklasifikasikan menurut jenis gigi, kekasaran
gigi, penampang, dan panjang.
Derajat kekerasan kikir adalah
kasar, setengah kasar dan sangat halus. Guratan tunggal dipergunakan untuk
mengikir logam lunak. Guratan ganda dipergunakan untuk pekerjaan yang bersifat
umum. Satu set guratan membuat sudut 45°, yang lain 70°, kedua-duanya terhadap
sumbu memanjang kikir. Guratan parut digunakan untuk pekerjaan kasar pada bahan
lunak, misalnya alumunium.

Gambar:
Bagian utama Kikir
Ø Macam-macam Kikir
a. Bastard
yaitu kikir kasar panjang badan
12”, dengan jumlah gigi 9 gigi/cm, cs = 25 ; s = 0,01 ; n= 40 dan mempunyai
tingkat kehalusan N9 s/d N8.
b. Half
Smooth
Adalah kikir setengah halus panjang
badan 10”, dengan jumlah gigi 12 gigi/cm, cs = 25 ; s = 0,005 ; n = 40 dan
tingkat kehalusan N8 s/d N7.
c. Smooth
Adalah kikir halus, panjang badan
8” dengan jumlah gigi 20 gigi/cm cs = 25 ; s = 0,002 ; n = 40 dengan
tingkat kehalusan N7 s/d N6.
d. Kikir
bujur sangkar
Guratan ganda pada keempat muka.
Dipergunakan untuk membuat jalur, menyiku celah dan pundak bujursangkar. Ukuran
panjangnya guratan 100 mm hingga 500 mm.
e. Kikir
segitiga
Guratan ganda pada ketiga muka.
Digunakan untuk sudut-sudut yang canggung dan lebih kecil daripada 90°. Ukuran
panjangnya 100 mm hingga 300 mm.
f. Kikir
bulat
Guratan tunggal atau ganda.
Digunakan untuk permukaan yang lengkung, meluaskan lubang. Ukuran panjangnya
100 mm hingga 500 mm. Kikir bulat kecil dikenal sebagai alat kikir ekor tikus.
g.
Kikir setengah bulat
Guratan ganda satu permukaan
berbentuk cembung. Dipergunakan untuk pekerjaan yang bersifat umum dan mengikir
lengkungan bagian dalam. Ukuran panjangnya 100 mm hingga 450 mm.
h.
Kikir tipis
Guratannya ganda. Badannya persegi
empat panjang, tetapi jauh lebih tipis daripada kikir-kikir lainnya.
Dipergunakan untuk mengikir alur yang sempit, misalnya untuk mengepas bubungan
kunci pintu.
Ø
Cara Mengikir

Dalam proses pengikiran perlu
memperhatikan:
a.
Tinggi
ragum terhadap orang yang bekerja
b.
Pencekaman benda kerja
c.
Pemegangan kikir
d.
Posisi kaki dan badan
e.
Gerakan kikir
f.
Kebersihan kikir
Gambar: Cara mengikir
Ø Langkah pengikiran yang baik
1. Pemegangan
Cara pemegangan tangkai kikir pihak
pabrik sudah memperhatikan anatomi tangan kita. Tangan kanan memegang tangkai
dan tangan kiri memegang ujung kikir sebagai pengarah dan pengimbang tenaga dan
dorongan.
2. Posisi
kaki dan badan
Usahakan
kaki kiri tegak lurus di bawah ragum membentuk sudut 300 dan kaki
kanan membentuk sudut 750.Jarak antara kaki kiri dan kanan sebanding
dengan panjang kikir yang digunakan, sedangkan jarak antara siku dengan
permukaan ragum lebih kurang 5 – 8 cm.
Posisi badan cenderung agak miring ke depan dan mata
konsentrasi menghadap pada benda kerja.
3. Langkah
Pengikiran
a. Panjang
langkah : langkah optimal, posisi
langkah dan langkah nominal.
b. Gesekan
langkah : arah langkah, jarak gesekan.
c. Jumlah
langkah : panjang
batang kikir, aktifitas orang (normatif) stabil/ waktu kecepatan potong pada
material (Cs)
4.
Macam Pengikiran
Lurus
: memanjang /
standart, melintang
CCF
: Cross cut filling ( 450 atau 650 ).
Ø Perawatan Kikir
Alat-alat kerja bangku tidak boleh
diletakkan secara bertumpuk satu dengan lainnya, agar awet penggunaan kikir dan
sesuai dengan fungsinya. Kebersihan kikir perlu dijaga untuk efisiensi
pengikiran, karena chips yang menempel dialur kikir dapat mempengaruhi
pemakanan dan juga kehalusan benda kerja, sehingga setiap 20 – 40 kali (untuk
bastard) pengikiran harus dibersihkan dengan file brush dan arah
membersihkannya sesuai dengan arah alur kikir.
Mengikir adalah kegiatan kerja
bangku yang bertujuan untuk meratakan dan menghaluskan suatu bidang, untuk
membuat rata dan menyiku antara bidang – bidang satu dengan lainnya, membuat
rata dan sejajar, membuat bidang – bidang berbentuk.
Mengikir
termasuk satu macam
pengerjaan pada praktek pengepasan dan penyetelan dibengkel kerja bangku. Alat yang digunakan adalah kikir.
Adapun alat pemegang atau penjepit benda kerja yang bisa digunakan
adalah ragum.
Pada saat pemakaian, tangan
kanan memegang gagang kikir sedangkan
tangan kiri memegang bagian dari ujung kikir.
Kikir ditekan
dan memakan pada saat didorong ke dapan dengan tekanan dari tangan kiri dan kanan
harus seimbang. Dan pada saat ditarik kebelakang,
kikir
bebas dari tekanan.
a. Fungsi utama dari kikir diantaranya:
1.
Menghilangkan bekas tanda pola dan jepitan
ragum pada
benda kerja.
2.
Membuat bentuk
benda kerja sesuai polayang dirancang.
3.
Menghaluskan
dan meratakan permukaan benda
kerja.
4.
Membentuk
siku
bidang satu dengan bidang lainnya
b.
Bagian–
bagian yang terdapat pada kikir:
1.
Ujung gagang kikir (Tang)
2.
Bagian
pangkal yang tidak bergerigi (Heel)
3.
Panjangkikir
(Length)
4.
Bagian
permukaan yang kasar, penuh dengan gigi (Face)
5.
Bagian
sudut kikir (Edge)
6.
Bagian
ujung yang lain(Point)
c. Menentukan
tinggi ragum dan posisi badan
·
Memilih tinggi ragum yang sesuai
Untuk
mengerjakan benda kerja pada ragum, kita harus memilih tinggi ragum yang sesuai
dengan tinggi badan kita. Untuk posisi yang benar apabila kita berdiri tegak di
dekat ragum, maka harus menempelkan siku pada mulut ragum dengan kapalan tangan
menempel pada dagu.
·
Menjepit benda kerja pada ragum
Bila
kita menjepit benda pekerjaan pada ragum, benda kerja yang keluar dari mulut
ragum janganlah terlalu tinggi. Terutama kalau bahan benda pekerjaan itu
diambil dari logam tipis. Bila keadaan memungkinkan perbandingan bahan yang
keluar dari mulut ragum harus lebih kecil daripada bagian yang dijepit.
·
Posisi badan
Posisi
badan saat mengikir yaitu kikir ditekan dan memakan pada dorongan ke depan
dengan tekanan dari tangan kanan dan kiri harus seimbang. Pada waktu kikir
ditarik ke belakang kikir bebas dari tekanan.
·
Memegang tangkai kikir dan menekan kikir
Cara
memegang kikir yang tepat ialah dengan tangan kanan pada tangkai kikir dengan
ibu jari tangan terletak di bagian atas tangkai. Jempol tidak boleh terlalu
keras menekan pada tangkai. Kikir digerakkan maju oleh tekanan telapak tangan
di bawah pengaruh tekanan tangan kiri pada kikir.
2.1.4.
Gergaji

Gambar Gergaji Tangan
Menggergaji adalah pengerjaan
pemotongan benda kerja dengan menggunakan gergaji. Memotong bahan dengan
gergaji dapat dilakukan dengan dua jalan yaitu : dengan gergaji mesin dan
gergaji tangan.
Menggergaji dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama menggunakan gergaji tangan dan yang
kedua dengan gergaji mesin. Menggergaji biasanya dengan gerakan menarik
karena mata pisaunya menghadap
kedepan apa bila gerakanya bolak – balik
mengakibatkan gergaji gampang
tumpul.
Ø Bagian-bagian
dari gergaji besi
:
a) Tuas pemegang
(Handle)
b) Rangka
yang dapat diatur (AdjustableFrame)
c) Mur Kupu-kupu
(Wing Nut)
d) Lubang pengait pada bilah gergaji (Prongs)
e) Bila gergaji
(Blade)
Ø
Daun gergaji tangan
Daun gergaji tangan merupakan
alat pemotong dan pembuat alur yang sederhana, bagian sisinya terdapat
gigi-gigi pemotong yang dikeraskan. Bahan daun gergaji pada umumnya terbuat
dari baja perkakas (tool steel), baja
kecepatan tinggi (HSS high speed steel)
dan baja tungsten (tungsten steel).
Ø
Pemilihan Daun Gergaji Berdasarkan Spesifikasi
Spesifikasi daun gergaji
tangan meliputi jenis, bukaan gigi, jumlah gigi tiap panjang 1 inchi dan
panjang daun gergaji ditentukan oleh jarak sumbu lubang. Contoh penulisan
spesifikasi daun gergaji secara lengkap : Single cut-straight set-18T-12".
Tabel 9. Jenis daun gergaji berikut fungsinya
No.
|
Jumlah Gigi Tiap Inchi
|
Pemakaian
|
|
Jenis Bahan
|
Tebal bahan Minimum
|
||
1
|
14
|
Lunak
|
5.5 mm
|
2
|
18
|
Lunak-Sedang
|
4.2 mm
|
3
|
24
|
Sedang-Keras
|
3.2 mm
|
4
|
32
|
Keras
|
2.4 mm
|
Ø
Kecepatan langkah menggergaji
Kecepatan langkah menggergaji
bisa dianggap sama dengan kecepatan langkah mengikir untuk ukuran panjang yang
sama. Hal ini dapat dipahami karena jenis bahan daun gergaji sama dengan jenis
bahan kikir, yaitu dari baja karbon. Jadi kecepatan langkah untuk menggergaji
baja lunak adalah sekitar 40 langkah permenit.
Ø
Pemasangan daun gergaji
Dalam pemakaiannya, daun
gergaji dipasang pada sengkang. Posisi pemasangan daun gergaji dapat
disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan. Ketentuan pemasangan daun gergaji
adalah sebagai berikut :
a) Gigi gergaji harus menghadap
ke muka
b) Ketegangannya harus cukup,
sehingga tidak terjadi lekukan pada waktu dipakai. .
Ø
Pemegangan dan penekanan gergaji
Cara menggergaji hampir mirip
dengan cara mengikir, yang berbeda adalah cara pemegangan. Untuk pemotongan
yang berat, tekanan gergaji cukup besar, namun untuk pemotongan yang perlu
lurus hasilnya, tekanan gergaji harus ringan.
Ø
Langkah penggergajian
a) Membuat alur
Tinggi mulut catok/ragum sama
seperti pada waktu mengikir, bagian yang digergaji harus sedekat mungkin dengan
mulut catok/ragum. Pada permulaan menggergaji, tahan sisi gergaji dengan ibu
jari. Namun untuk pemotongan yang dianggap presisi, sebelum digergaji benda
kerja harus ditandai terlebih dahulu dengan kikir segitiga sebagai jalan awal
penggergajian.
b)
Awal penggergajian
Sebagai awal penggergajian
kedudukan gergaji, menyudut ± 30º, selanjutnya gergajilah bagian sisi terlebih
dahulu yang lambat laun sudutnya makin kecil. .
c)
Pemotongan benda kerja
Potonglah benda kerja pada
bagian yang dekat dengan mulut .
d)
Bahan lebih lebar
Bila bahan yang akan digergaji
melebihi lebar sengkang gergaji, maka pemasangan daun gergaji harus diputar
90º.
Ø
Pemeliharaan gergaji
a) Tebal minimal bahan yang
dipotong adalah 2 x pitch gigi (tiga gigi harus selalu berada pada daerah
pemotongan). Hal ini diperlukan untuk menghindari gigi rontok.
b) Perhatikan pada waktu
pemasangan, arah gigi harus menghadap ke depan
c) Pengencangan tidak membuat
sengkang menjadi bengkok namun daun gergaji terikat dengan kuat dan aman
d) Setelah digunakan, sengkang
gergaji dikendorkan dengan cara mengendorkan mur pengencang.
e) Untuk pemotongan yang dianggap
presisi atau perlu lurus, penekanan gergaji diatur cukup ringan dan diawali
dengan kikir segitiga.
2.1.5.
Tang
Tang (Plier) digunakan untuk memotong,
membengkokkan, memegang, dan sebagainya. Jenis-jenis tang, antara lain:
ü Diagonal cutting plier,
digunakan untuk memotong kawat baja, tang jenis ini mempunyai dua sisi dan
rahang yang keras.
ü End cutting plier,
digunakan untuk memotong kawat dengan rahang membuka paralel 90°.
ü Flat nose plier,
digunakan untuk memegang benda yang kecil dengan rahang segi empat tirus pada
bagain ujung.
ü Long nose plier,
digunakan untuk memegang benda yang kecil dengan bentuk rahang bulat tirus.
ü Round nose plier,
digunakan untuk membengkokkan kawat dan pelat yang tipis.
ü Combination plier,
digunakan untuk berbagai pekerjaan ringan menggunakan tangan.
ü Polygrip plier,
digunakan untuk memegang bahan, dilengkapi dengan rahang yang dapat diatur.
2.1.6.
Jangka
Sorong ( Vernier Caliper )
Vernier caliper atau
jangka soron gadalah alat ukur presisi, sehingga ia dapat digunakan
untuk mengukur benda kerjayang secara presisi atau benda kerja dengan tingkat
kepresisian 1/100 mm. ketelitian dari alat ukur ini biasanya 5/100 mm.Vernier
caliper dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian luar benda kerja,
kedalaman lobang, diameter bagian dalam suatu benda kerja, lebar suatu celah
dan panjang dari suatu benda kerja, apabila ukuran dari vernier caliper tersebut
mencukupi.

Gambar: Jangka Sorong
Jangka sorong (Vernier
Caliper) dapat digunakan untuk mengukur
dimensi benda bagian dalam dan luar, ditinjau dari cara pembacaannya vernier
caliper dapat di bagi dua, yaitu vernier caliper manual, dan digital. Pengukuran
menggunakan vernier caliper manual lebih sulit bila dibandingkan dengan yang
digital, karena hasil pengukuran diinterpretasi dari skala oleh pengguna,
sedangkan hasil pengukuran menggunakan yang digital dapat dibaca langsung pada
layar LCD. Versi manual memiliki dua skala imperial (skala dalam inci) dan
metrik (skala dalam milimeter). Vernier manual masih bisa dibeli dan tetap
populer karena jauh lebih murah daripada versi digital. Juga, versi digital
membutuhkan baterai kecil sedangkan versi manual tidak membutuhkan sumber
listrik.
Gambar Jangka Sorong
a) Gigi luar
Bagian ini berfungsi untuk mengukur bagian suatu benda dengan cara diapit.
b) Gigi dalam
Bagian ini berfungsi untuk mengukur sisi dalam suatu benda dengan cara
diulur (misalnya : lubang pipa)
c) Pengukur kedalaman
Bagian ini berfungsi untuk mengukur suatu lubang / celah suatu benda dengan
cara menancapkan bagian pengukur. Bagian ini terletak didalam pemegang.
d) Ukuran utama
Bagian ini berfungsi untuk membaca hasil pengukuran dalam satuan cm untuk versi
yang analog.
e) Ukuran sekunder
Sama dengan ukuran utama tetapi dengan satuan inch.
f) Patokan pembacaan skala utama.
Berfungsi sebagai patokan pembacaan skala dengan satuan cm.
g) Patokan pembacaan skala sekunder (inch)
Berfungsi sebagai patokan pembacaan skala dengan satuan inch.
h) Pengunci
Untuk menghentikan atau
melancarkan geseran pengukuran.
Ø Perawatan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat
melakukan pengukuran dengan menggunakan jangka sorong, yaitu:
ü Sebelum
melakukan pengukuran bersihkan jangka sorong dan benda yang akan diukurnya.
ü Sebelum
jangka sorong digunakan, pastikan skala nonius dapat bergeser dengan bebas.
ü Pastikan angka “0” pada kedua skala
bertemu dengan tepat.
ü Sewaktu
mengukur usahakan benda yang diukur sedekat mungkin dengan skala utama.
Pengukuran dengan ujung gigi pengukur menghasilkan pengukuran yang kurang
akurat.
ü Tempatkan jangka sorong tegak lurus
dengan benda yang diukur.
ü Tekanan
pengukuran jangan terlampau kuat, karena akan menyebabkan terjadinya
pembengkokan pada rahang ukur maupun pada lidah pengukur kedalaman. Jika sudah
pas, kencangkan baut pengunci agar rahang tidak bergeser, tetapi jangan terlalu
kuat karena akan merusak ulir dari baut pengunci.
ü Dalam membaca skala nonius upayakan
dilakukan setelah jangka sorong diangkat keluar dengan hati-hati dari benda
ukur.
ü Untuk
mencegah salah baca, miringkan skala nonius dampai hampir sejajar dengan bidang
pandangan, sehingga akan memudahkan dalam melihat dan menentukan garis skala
nonius yang segaris dengan skala utama.
ü Untuk mencegah karat, bersihkan
jangka sorong dengan kain yang dibasahi oleh oli setelah dipakai.
2.1.7.

Penitik


Gambar: Penitik
Penitik atau Penanda
adalah alat bantu kerja bangku yang digunakan untuk memberi tanda pada benda
kerja sebelum dilakukan pengeboran.
2.1.8.
Palu
Palu dipergunakan untuk memukul benda kerja
pada pekerjaan
memahat, mengeling, membengkok,
memukul benda kerja, dll. Menurut bentuknya palu dibedakan dalam beberapa jenis yaitu palu penmukanya bulat
dan bentuk kepalanya lancip, palu konde bentuk muka bulat dan puncaknya seperti bola, palu permukaan segi empat dan puncaknya lancip serta palu tembaga.


Gambar Palu
dan Kepala Palu
Berdasarkan jenisnya
palu dibedakan menjadi:
a.
Palu konde, jenis-jenisnya, antara lain: palu pen searah (straight hammer), palu konde (ball
pan hammer), dan palu pen melintang (cross
hammer).
b.
Palu lunak, digunakan untuk meratakan, membentuk pelat dengan tanpa ada bekas
pemukulan pada permukaan pelat. Kepala palu lunak terbuat dari bahan plastik,
kayu, karet, kulit, tembaga, timah, dll.
1)
Palu kayu, digunakan untuk membentuk pelat dari bahan stainless steel atau galvanis.
2)
Palu plastik dan karet, digunakan untuk menghasilkan bentuk dengan sedikit
bekas pemukulan pada permukaan pelat alumunium atau tembaga.
3)
Palu kulit, digunakan pada pembentukan pelat-pelat lunak yang relatif tebal.
c.
Palu pembentuk, dirancang untuk keperluan tertentu. Macam-macam palu pembentuk
beserta fungsinya adalah:
1)
Palu pengeling, digunakan untuk membentuk kepala paku keling.
2)
Palu pelipat, digunakan untuk merapatkan ujung pelat dan pada pekerjaan
pengawatan tepi.
3)
Palu pelengkung, digunakan untuk membuat cekungan pada pelat
4)
Palu peregang, digunakan untuk meregang atau memperpanjang pelat.
5)
Palu penipis, digunakan untuk menipiskan ketebalan pelat.
6)
Palu perata, digunakan untuk pekerjaan penyelesaian.
Ø Perawatan Palu
a) Sebelum menggunakan palu periksa kondisi palu terlebih
dahulu.
b) Bersihkan palu sebelum digunakan.
Tangkai pemegang tidak boleh licin karena oli, gemuk atau bahan licin lainnya.
Tangkai pemegang tidak boleh licin karena oli, gemuk atau bahan licin lainnya.
c) Gunakan kaca mata pada saat menggunakan palu karena
serpihan-serpihan kecil dari benda yang dipukul sewaktu-waktu dapat melesat
mengenai mata..
d) Untuk pemukulan ringan, gerakan palu sebatas pergelangan.
e) Untuk pekerjaan sedang gerakan tangan sebatas siku.
f) Untuk pekerjaan berat dan menggunakan palu besar, tangan
bergerak hingga sebatas bahu agar pukulan kuat dan keras.
Kadang-kadang kedua tangan digunakan memegang palu yang besar dan panjang pada pekerjaan khusus seperti menempa, memecah batu dll.
Kadang-kadang kedua tangan digunakan memegang palu yang besar dan panjang pada pekerjaan khusus seperti menempa, memecah batu dll.
2.1.9.
Snai

Gambar Snai
Snai adalah alat yang
berfungsi untuk membuat ulir luar. Cara kerjanya hampir sama dengan tap, namun
pada snai, benda kerja dijepit pada snai, dan snai diputar mengelilingi benda
kerja tersebut. Pada saat benda kerja dijepit oleh snai, benda kerja harus
dipastikan benar-benar terjepit karena jika tidak ulir tidak akan terbentuk
sempurna atau alat mengalami patah. Biar penjepitan benda kerja bias maksimal
dan kuat maka jepitlah ke ragum dan jangan lupa diberi pelapis kain biar benda
kerja tidak rusak.
2.1.10.
Tap

Gambar Tap
Tap
adalah alat yang berfungsi untuk membuat alur pada benda hasil pengeboran atau
membuat ulir sekrup dalam. Pekerjaan ini disebut pengetapan ulir sekrup karena
adanya ulir-ulir sekrup, tap menjadi lemah maka pemotongan ulir sekrup tidak
dapat dikerjakan dalam satu kali, sebab itu sepasang tap terdiri dari 3 buah,
yaitu:
·
Tap yang pertama untuk membuka jalur
ulir,
·
Tap yang kedua untuk memperdalam ulir,
dan
·
Tap ketiga sebagai tahap finishing.
Tangkai
tap bebentuk bujur sangkar, sehingga tab-tab dapat diputar dengan besi puntir.
Supaya sisi-sisi dari ulir sekrup pada baja dapat dipotong licin dan selama
pengetapan harus dipakai minyak potong. Logam-logam biasanya dapat dipotong
secara kering. Supaya ulir tetap rapi bentuknya, maka secara teratur tap harus
diputar kembali seperempat putaran. Untuk mengulir dengan baik, bahan yang akan
dibuat untuk menjadi mur harus memiliki diameter lubang yang besarnya pas atau fit
dengan tap tersebut atau disesuaikan, sehingga ulir yang terbentuk sempurna
dan fit dengan baut.
2.1.11.
Mistar
Baja
Mistar baja adalah alat ukur yang
terbuat dari baja tahan karat. Permukaan dan bagian sisinya rata dan halus, di
atasnya terdapat guratan-guratan ukuran, ada yang dalam satuan inchi, sentimeter
dan ada pula yang gabungan inchi dan sentimeter/milimeter.
Fungsi lain dari penggunaan mistar
baja antara lain: - mengukur lebar - mengukur tebal serta, - memeriksa kerataan
suatu permukaan benda kerja. Di samping itu mistar baja (steelrule) dapat dipergunakan
untuk mengukur dan menentukan batas-batas ukuran juga biasa dipergunakan
sebagal pertolongan menarik garis pada waktu menggambar pada permukaan benda
pekerjaan.
Mistar baja juga dapat digunakan
untuk mengukur diameter luar secara kasar. Dalam pelaksanaannya harus dibantu
dengan menggunakan alat ukur lain seperti jangka bengkok dan bagian diameter
dalam diperlukan bantuan jangka kaki.

Gambar
Mistar Baja
2.1.12.
Gunting

Gambar
Gunting
Gunting tangan yang digunakan disesuaikan dengan bentuk
serta bagian yang akan di-potong. Posisi tangan dan gunting pada saat
pemotongan harus diperhatikan.
Ø Perawatan
Hal-hal
yang perlu diperhatikan :
a) Tidak boleh menggunakan gunting
dengan cara dipukul.
b) Jangan sekali-kali memotong baja
bundar diantara pisau gunting.
c) Jangan sekali-kali memperpanjang
lengan gunting.
2.2. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
1.2.1. Pengertian
Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja memiliki beberapa defenisi, yaitu;
Secara
Etimologis :
Memberikan upaya
perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja
selalu dalam keadaan selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu
dipakai dan digunakan secara aman dan efisien.
Secara
Filosofi :
Suatu konsep
berfikir dan upaya nyata untuk menjamin kelestarian tenaga kerja dan setiap
insan pada umumnya beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil,
makmur dan sejahtera.
Secara
Keilmuan :
Suatu cabang
ilmu pengetahuan dan penerapan yang mempelajari tentang cara penanggulangan
kecelakaan di tempat kerja.
Di era globalisasi menuntut pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk di sektor kesehatan. Pengembangan dan peningkatan K3 disektor kesehatan
dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang
timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efesiensi
K3 bertujuan
mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero
accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya
(cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka
panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah
pada masa yang akan datang
Pada
proses praktik terdapat hal-hal yang perlu di
perhatikan
seorang engineer dan semua pihak yang terkait didalamnya terutama dalam
keselamatan kesehatan kerjanya, hal-hal tersebut diantaranya
Ø Menggunakan
sarung tangan
Ø Menggunakan
wearpack (jaz praktik)
Ø Menggunakan
kacamata pelindung
Ø Menggunakan
sepatu
Ø Menggunakan
ear plug
BAB
3
LAPORAN
PRAKTIKUM
3.1.
Pelaksanaan Praktikum
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan kegiatan praktik kerja bangku pembuatan benda kerja pertama hingga
ke tiga dilaksanakan di bengkel Kerja Bangku Teknik Mesin FT Unnes pada setiap
hari selasa dimulai
pukul 01.15 sampai pukul 04.30, akan tetapi terkadang lembur di hari senin
mulai pukul 01.30 sampai 04.30. Dalam penulisan laporan ini penulis terlibat
secara langsung dalam pengerjaan benda kerja pada praktik kerja bangku. Pada
pembuatan laporan ini, penulis melakukan dan mengamati proses kerja tersebut.
Tahapan praktik tersebut antara lain :
3.2. Praktikum Pembuatan Palu

Gambar sebelum
di revisi
![]() |
Gambar setelah
di revisi
3.2.1.
Alat
a.
Gergaji besi
b.
Mesin Gergaji
c.
Ragum
d.
Kikir kasar dan halus
e.
Kikir setengah lingkaran
f.
Penggores
g.
Jangka sorong
h.
Oil can
i.
Sikat baja
j.
Mistar baja
k.
Mistar siku
l.
kuas
m.
Alat Bor (mesin bor dan kelengkapannya)
n.
Kain Machun
3.2.2.
Bahan
a.
Besi ST 37 ukuran Panjang x Tinggi x Lebar (100 mm x 20mm x 20 mm)
b.
Kayu sebagai tangkai palu
c.
Cat warna (clear)
d.
Visualisasi Gambar Kerja
3.2.3.
Langkah
Kerja
1.
Pemotongan
Bahan Palu (PERTEMUAN 1)
![]() ![]() |
a.
Siapkan Benda Kerja yang akan di
pakai (Besi ST
37 ukuran Panjang x Tinggi x Lebar (100 mm x 20mm x 20 mm)
b.
Setting mesin gergaji untu
memotong benda kerja
c.
Potong bahan kerja menggunakan gergaji
mesin
d.
Letakkan benda kerja pada
penjepit yang ada di gergaji mesin
e.
Ukur benda kerja dengan panjang
10 mm
f.
Nyalakan gergaji mesin
g.
Arahkan water coolant ke gergaji
h.
Buka pengunci hidrolik supaya
gergaji mesin turun, tunggu sampai benda kerja selesai terpotong
i.
Ambil benda kerja dengan kain
macun karena panas, biarkan sampai normal
j.
Lakukan langkah selanjutnya
(tahap pengikiran)
|
2.
Pembuatan
profil ( bentuk ) benda kerja palu (PERTEMUAN 2)
![]() ![]() |
a.
Jepitlah benda kerja pada ragum,
gunakan machun untuk melapisi bagian pinggir benda supaya benda tidak rusak
pastikan agar posisi benda kerja tegak lurus dengan bidang yang akan di
kikir.
b.
Gunakan penggaris siku untuk
mengetahui apakah benda kerja sudah benar –benar datar.
c.
Kikirlah bahan kerja dengan
menggunakan kikir radius agar permukan benda kerja membentuk radius sesuai
yang di inginkan.
d.
Saat pengikiran berlangsung jika
di rasa kikir mulai tumpul gunakanlah
e.
sikat baja untuk membersihkan
bram atau serbuknya yang menempel pada kikir.
f.
Lakukan langkah pengikiran dengan
posisi benar agar mendapat hasil yang maksimal.
g.
Lakukan pengecekan hasil
pengikiran apakah sudah rata apa belum dengan cara meletakan mal radius 20mm
yang telah dibuat di atas benda kerja yang telah di kikir dilihat apakah
masih ada cahaya yang masuk, apabila tidak ada cahaya yang masuk berarti
benda tersebut sudah benar-benar membentuk radius.
h.
Jika di rasa benda tersebut
membentuk radius, gunakan kikir halus untuk menyempurnakannya.
|
3. Pengeboran benda kerja (PERTEMUAN
3)
![]() ![]() ![]() ![]() |
a.
Siapkan besi yang sudah di potong
ukuran panjang x tinggi x lebar (100mm x 20mm x 20mm)
b.
Menitik pada benda kerja sesuai
gambar pengerjaan untuk proses selanjutnya (mengebor).
c.
letakan benda kerja pada ragum
yang terletak pada mesin bor.
d.
sebelum benda kerja dijepit,
diukur tegak lurusnya dengan yang di tandai
penitik dengan menggunakan penggaris siku.
e.
Setelah sudah benar-benar tegak
lurus kencangkan ragum tersebut agar posisi tidak berubah pada waktu
pengeboran.
f.
Lakukan penggantian mata bor
dengan ukuran 6mm setelah dikencangkan kemudian lakukan pengeboran pada titik
yang di tandai pada benda kerja dengan memuta saklar kekiri kemudian menekan
tombol ON dan memberikan oil can pada matabor saat proses pengeboran
berlangsung.
g.
Setelah benda kerja berlubang
diameter 6mm matikan mesin bor ,lakukan penggantian mata bor ukuran 10mm
kemudian kencangkan dan lakukan pengeboran dan memberikan oil can pada
matabor saat proses pengeboran berlangsung.
h.
Setelah benda kerja berlubang
diameter 10mm matikan mesin bor ,lakukan penggantian mata bor ukuran 12mm
kemudian kencangkan dan lakukan pengeboran dan memberikan oil can pada
matabor saat proses pengeboran berlangsung.
i.
Setelah proses pengeboran selesai
bersihkan bekas sayatan-sayatan yang berada di mesin bor dengan menggunakan
kuas.
|
4.
pembuatan
lubang tangkai dan permukaan konde (PERTEMUAN 4)
![]() |
a.
Siapkan besi yang sudah di potong
ukuran panjang x tinggi x lebar (100mm x 20mm x 20mm)
b.
Setalah proses pengeboran dengan
diameter 12mm.
c.
Lakukan penyambungan lubang
tersebut dengan menggunakan menggunakan kikir lingkaran agar menyambung
dengan baik.
d.
Setelah kedua lubang terseebut
sudah menyambung, lakukan pengikiran rata agar lubang tersebut membentuk
kapsul dengan menggunakan.
e.
Setalah proses penyambungan dan
pembentukan lubang kapsul selesai kikirlah dengan menggukan kikir halus untuk
menyempurnakan hasil pengikiran.
f.
Jepitlah benda kerja pada ragum,
pastikan agar posisi benda kerja tegak.
g.
Kikirlah permukaan palu dengan
menggunakan kikir kasar terlebih dahulu agar membentuk konde.
h.
Gunakan mal yang telaha dibuat
dengan diameter 8mm untuk mengecek apakah kondenya sudah terbentuk dengan
sempurna.
i.
Letakan mal tersebut diatas
permukaan yang telah di kikir apakah benda tersebut sudah terbentuk konde
dengan baik, apabila semua mals udah rapat/tidak ada cahaya yang masuk berarti konde sudah terbentuk dengan baik.
|
5. Memasang gagang palu dan pengecatan
(PERTEMUAN 5)
![]() ![]() ![]() ![]() |
a. letakan
benda kerja diatas ragum yang telah di alasi kain majun agar benda tidak
lecet pada waktu pemasangan gagang.
b. Kikirlah
gagang kayu tersebut agar dapat masuk ke lubang palu yang telah di lubangi.
c. Setelah
ujung gagang telah masuk ke palu usahakan selalu tegak lurus.
d. Pukulah
gagang kayu tersebut dengan palu karet agar terpasang dengan baik dan kuat.
e. Setelah
gagang terpasang dengan kuat, potonglah ujung gagang yang melebihi dari yang
ditentukan instruktur.
f. Setelah
proses pemotongan, permukaan gagang setelah di gergaji di haluskan dengan
mengikir.
g. Bersihkan
palu dari semua kotoran, debu, karat, dan oli.
h. Peganglah
pangkal palu tersebut dengan kuat.
i.
Atur jarak sekitar 20cm pada waktu mengecat.
j.
Semprotkan cat secara merata pada palu.
Keringkan
palu setelah proses pengecatan dengan cara di jemur sampai kering
|
.
3.3.
Praktikum Pembuatan Slot Kunci

3.3.1.
Alat
a. Kain
Machun
b. Gergaji
tangan
c. Gunting
plat manual
d. Mistar
Baja
e. Penggores
f. Ragum
g. Kikir
kasar
h. Kikir
halus
i.
Penitik
j.
Mistar siku
k. Pahat
l.
palu
m.
jangka sorong
3.3.2.
Bahan
a.
Cat warna
b.
Plat besi
c.
Besi dengan diameter 7 mm panjang 100 mm
d.
Visualisasi Gambar Kerja
3.3.3.
Langkah
kerja
1. Pemotongan Bahan (PERTEMUAN 6)
![]() ![]() |
a) Siapkan bahan besi berdiameter 7mm dan plat besi,
dan siapkan pula alat-alat yang digunakan untuk praktek.
b) Lakukan pengukuran atau pembuatan sketsa yang telah
ditentukan pada gambar kerja.
c) lakukan penggoresan pada plat agar mudah terlihat
garis yang akan digunting.
d) Lakukan pengguntingan dengan menggunakan gunting
mesin.
e) Lakukan pengguntingan dengan teliti agar hasil
pengguntingan presisi.
f) Lakukan pengukuran pada besi berdiameter 7mm sesuai
dengan gambar kerja.
g) Cepitlah besi tersebut pada ragum agar proses
pemotongan lebih mudah.
h) Lakukan pemotongan besi tersebut dengan menggunakan
gergaji tangan dengan teliti agar hasil pemotongan presisi.
|
2.
Pembuatan
pengunci (PERTEMUAN 7)
![]() ![]() ![]() |
a. Siapkan bahan besi berdiameter 7mm yang telah
diptong sesuai dengan gambar kerja.
b. Cepitkan besi tersebut pada raguam dengan kencang
agar waktu di palu tidak lepas.
c. Lakukan pengikiran agar besi menjadi bulat.
d. Cepitkan besi dangan posisi vertical pada ragum.
e. lakukan pemukulan pada besi menggunakan palu agar
membentuk 90°.
f. Lakukan lakukan pengikiran pada kedua ujung besi
agar membentuk setengah lingkaran.
g. Lakukan pengikiran dengan menggunakan kikir halus
agar hasil lebih halus.
h. Setelah benda kerja sesuai dengan gambar kerja
berarti benda kerja sudah jadi
i.
Setelah
pembuatan pengunci jadi bersihkan semua alat dan ruangan dan letakan alat
pada semula.
|
3.
Pembuatan
omega (PERTEMUAN 8)
![]() ![]() |
a. Siapkan bahan plat besi yang telah diptong sesuai
dengan gambar kerja.
b. Letakan mal tersebut di tengah-tangah plat, kemudian
di cepitkan pada ragum.
c. Lakukan pembetelan pada pangkal lingkara yang bawah.
d. Lepaskan benda kerja dari ragum kemudian posisinya
dibalik.
e. Lakukan peregangan pada plat yang ujungnya
menyempit.
f. Lakukan pemaluan pada plat yang telah di regangkan
agar omega semakin terbentuk.
g. lakukan pembetelan dengan hati-hati agar pembentukan
omega terbentuk dengan baik sesuai dengan gambar kerja.
h. Setelah pembentukan omega selesai sesuai dengan
gambar kerja, beresihkan semua alat dan letakan semua alat pada saat semula.
|
4. Pembuatan lubang pengunci dan pengeboran (PERTEMUAN 9)
![]() |
a. Siapkan bahan plat besi yang sudah dibentuk omega
sesuai dengan gambar kerja.
b. Letakan pengemalan sesuai dengan gambar kerja.
c. Cepitkan benda kerj pada ragum.
d. Lakukan penggergajian pada omega yang telah di mal.
e. Lakukan pengikiran pada omega agar lubang penguncu
terbentuk sesuai dengan gambar kerja.
f. Lakukan pengikiran kembali dengan menggunaka kikir
halus agar hasil lebih optimal.
g. Lakukan pengemalan pada benda kerja untuk menentukan
titik yang akan dibor sesuai dengan gambar kerja.
h. Cepitlah benda kerja menggunakan tang penjepit,
berhubung ragum pada mesin bor tidak memungkinkan untuk menjepit.
i.
lakukan
pengeboran pada titik-titik yang telah di tandai.
j.
Setelah proses
pembuatan lubang untuk pengunci selesai bersihkan semua alat yang telah
digunakan dan letakan pada tempat semula.
|
5. Pengecekan slot kunci dan
pengecatan (PERTEMUAN 10)
![]() ![]() |
a. Cepitkan benda kerja yang sudah terbentuk omega pada
ragum.
b. Regangkan lubang untuk memasukan penguncinya.
c. Masukan penguncinya kemudian di sempitkan kembali
untuk mengecek apakah slot kunci berfungsi dengan baik.
d. Setelah slot kunci sudah berfungsi dengan baik,
regangkan kembali untuk mengeluarkan pengunci yang ada di dalam untuk
meneruskan proses pengecatan.
e. Siapkan benda kerja yang sudah terbentuk sesuai
dengan gambar kerja.
f. Lakukan pegikiran dengan kikir halus agar benda
kerja lebih halus permukaanya.
g. Bersihkan benda yang masih ada catnya dengan menggunakaa amplas.
h. Bersihkan benda kerja dari oli maupun debu yang
menempel.
![]() |
3.4.
Praktikum
Pemuatan Mur dan Baut


3.4.1.
Alat
a.
Mesin Pemotong
b.
Mesin Bor dan Mata Bor
c.
Gergaji Besi
d.
Kikir
e.
Tap & Snai
f.
Penitik
g.
Penggaris Baja
h.
Oli
i.
Ragum
3.4.2.
Bahan
a.
Visualisasi Gambar Kerja
b.
Cat warna
c.
Besi
cor
berbentuk silinder D 11,5
d.
besi pejal silinder D 22
3.4.3.
Langkah
kerja
- Proses
pemotongan benda kerja (PERTEMUAN 11)
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
a. Persiapkan bahan besi berdiameter 25mm, dan siapkan
pula mesin gergaji.
b. Letakkan benda kerja pada ragum mesin gergaji dengan
tepat.
c. Lakukan pengukuran benda kerja dengan menggunakan
mistar baja sesuai dengan ukuran atau ketentuan benda kerja yang akan dibuat.
Kemudian kencangkan ragum, agar benda tersebut terpasang dengan baik.
d. Lakukan penyalaan mesin gerga
e. ji otomatis dengan menyalakan tombol ON
f. Letakan keran air pendingin tepat di atas pisau
gergaji dan benda kerja.
g. Lakukan pemotongan benda kerja
h. Setelah proses pemotongan selesai bersihkan dan
rapihkan mesin gergaji dengan kompresor danbersihkan juga peralatan yang
telah selesai digunakan.
i.
Siapkan bahan
besi berdiameter 12mm dan siapkan pula gergaji tangan
j.
Letakkan benda
kerja pada ragum
k.
Lakukan
pengukuran benda kerja dengan menggunakan mistar baja sesuai dengan ukuran
|
![]() |
l.
atau ketentuan
benda kerja yang akan dibuat. Kemudian kencangkan ragum, agar benda tersebut
terpasang dengan baik.
m. Lakukan proses pemotongan dengan gergaji tangan.
n. Setelah proses pemotongan selesai bersihkan dan
rapihkan mesin gergaji dengan kompresor danbersihkan juga peralatan yang
telah selesai digunakan.
|
2. Proses pembuatan ulir luar Baut M12
X 1,75 (PERTEMUAN 12)
![]() ![]() ![]() |
a. siapkan bahan besi berdiameter 12mm, dan siapkan
pula alat-alat yang digunakan untuk praktek.
b. Cepitlah
benda kerja pada ragum dengan posisi horizantal.
c. pengikiran benda kerja tersebut agar membentuk tirus
105° dengan baik untuk mempermudah snei masuk.
d. lakukan pengukuran benda kerja pada proses pengikiran
dengan menggunkan mistar busur untuk mengetahui ketepatan tirusnya.
e. lakukan pengukuran benda kerja pada proses
pengikiran dengan menggunkan mistar busur untuk mengetahui ketepatan
tirusnya.
f. masukan snei dengan ukuran M12 x 1,75 dengan benar
pada ujung benda kerja yang tirus.
g. Lakukan proses snei dengan cara memutarkan snei
searah jarum jam secara pelan-pelan.
h. Pada proses penyenaian jangan lupa memberikan oli.
i.
Lakukan
penyenaian dengan baik dan benar agar membentuk ulir luar sepanjang batas
yang ditentukan.
j.
Setelah proses
snei selesai bersihkan alat-alat yang telah digunakan.
|
3. Proses pengeboran dan membuat ulir
dalam pada Mur (M12 X 1,75) (PERTEMUAN 13)
![]() ![]() ![]() |
a. siapkan bahan besi berdiameter 25mm, dan siapkan
pula alat-alat yang digunakan untuk praktek.
b. Lakukan penitikan titik tengah untuk memberi tanda
pada saat waktu mengebor.
c. Setelah proses penitikan cepitlah benda kerja pada ragum yang pada mesin bor
dengan.
d. Lakukan pengukuran untuk ketepatan lubang bor agar
presisi tegak lurus ditengah.
e. Lakukan
proses pengeboran dengan menekan tombol ON pada mesin bor kemudian di tekan
pelan-pelan dan jangan lupa memberikan oil can pada proses pengeboran.
f. Setelah proses pengeboran selesai lepaskan benda
kerja dari ragum kemudian bersihkan mesin bor.
g. Cepitah benda kerja pada ragum pengerjaan.
h. Lakukan proses pengetapan dengan ukuran (M12 X 1,75)
dengan cara memasukan tap kedalam lubang pada mur kemudian diputar searah
jarum jam dengan pelan-pelan.
i.
Lakukan
secara urut dari tiga tap tersebut dari intermediat
tap kemudian tapper tap dan
yang
|
![]() |
j.
terakhir botoming tap.
k. Lakukan pemberian oli pada saat melakukan
pengetapan.
l.
Setelah proses
pengetapan selesai, bersihkan semua alat yang telah dipakai.
|
4. Proes Pembentukan segi enam
(PERTEMUAN 14)
![]() ![]() |
a. Siapkan
bahan besi berdiameter 25mm yang telah
dibor, dan siapkan pula alat-alat yang digunakan untuk praktek.
b. Lakukan penempelan mal segi enam pada benda kerja.
c. Setelah proses penitikan cepitlah benda kerja pada ragum.
d. Lakukan proses pengikiran pada setiap sisi-sisinya.
e. Untuk
mengetahui ketapatan ukuran yang di tentukan, gunakan jangka sorong untuk
mengukur benda kerja.
f. Pengikiran dilakukan pelan-pelan agar bentuk segi
enam terbentuk dengan baik.
g. Lakukan pengukuran sudut sebesar 120° dengan
menggunakan mistar busur.
h. Setelah proses pembuatan segi enam selesai,
bersihkan semua alat-alat yang telah digunakan.
|
5. Membuat champer dan finishing
(PERTEMUAN 15)
![]() ![]() ![]() |
a. Siapkan bahan besi berdiameter 25mm, 12mm yang telah
terbentuk mur dan baut, dan siapkan
pula alat-alat yang digunakan untuk praktek.
b. Lakukan pengikiran dengan sudut 45° untuk
pembentukan champer.
c. Lakukan proses pengikirian secara teliti agar
champer tebentuk presisi.
d. Pada saat proses pengikiran lakukan pengecekan besar
sudutnya menggunakan mistar busur.
e. Setelah proses pembuatan champer selesai, lakukan
pengikiran dengan kikir halus agar lebih halus hasil pengikiranya.
f. Untuk pembuatan champer pada mur dengan cara dibor
dengan menggunakan mata bor 12mm.
g. Lakukan pengeboran sedalam 1mm.
h. Setelah semua proses selesai, bersihkan semua
alat-alat yang telah dipakai dan kembalikan pada tempat semula.
|
BAB
4
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Teknik
praktikum pembentukan dasar adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh
seseorang engineer dalam mengerjakan benda kerja. Pekerjaan kerja praktikum
pembentukan dasar penekanan pada pembuatan benda kerja dengan alat tangan, dan
dilakukan di bangku kerja. Praktik pembentukan
dasar melatih
mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta mampu
menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar
kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan
pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktikum pembentukan dasar.
Mahasiswa juga perlu menjaga
kesehatan dan keselamatan kerja pada dirinya dan juga rekan kerjanya serta pada
alat-alat yang digunakanya. Maka dari itu mahasiswa perlu mengenakan pakaian kerja untuk menghindari
bahaya keselamatan kerja.Perlu diketahui bahwa
proses praktikum pembentukan dasar adalah proses kerja yang memiliki jiwa
kesabaran, keuletan dan kejelian dalam pengerjaanya.
Teknik
praktikum pembentukan dasar adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh
seseorang dalam mengerjakan benda kerja. Mata kuliah praktek kerja bangku melatih mahasiswa
teknik mesin dalam ketelitian dimana dalam hal ini adalah mengukur kerataan
sisi dari sebuah benda, kesikuan dan juga dimensi dari benda, serta tepat waktu
dimana dalam hal ini adalah para mahasiswa harus bisa menyelesaikan atau membuat benda kerja sesuai dengan waktu
yang telah diberikan oleh dosen mata
kuliah Praktek kerja bangku.
Kemudian persyaratan kompetensi mahasiswa teknik mesin dan kualitas benda kerja
terletak kepada pemahaman dalam praktik kerja bangku dan pelaksanaannya atau
proses pengerjaanya di tempat kerja yang meliputi tingkat ketrampilan dasar
penguasaan alat tangan, teknik-teknik atau langkah-langkah yang digunakan, tingkat kesulitan produk yang dibuat, dan
tingkat kepresisian hasil kerja.
4.2.Saran
Sebaiknya
jumlah alat diperbanyak dan dalam kondisi yang baik sehingga dapat praktikum
berlangsung dengan baik, tertib dan cepat. Keadaan bengkel yang kurang tertata,
seharusnya sebagai laboratorium mesin harus bersih. Sehingga nyaman dan tidak
mengganggu keselamatan pekerja.
Kurangnya
peralatan kerja, seharusnya peralatan dapat dipenuhi karena kerja bangku
merupakan dasar dari praktik permesinan lainnya. Juga mempengaruhi hasil dari
pekerjaan.sedikit,itu mengakibatkan keterlambatan menyelesaikan pekerjaan
Semua
pekerjaan yang kita lakukan akan berhasil apabila disertai jiwa yang sabar,
ulet, terampil dan mau bekerja keras.
DAFTAR PUSTAKA
odul%20kerja%20bangku.pdf
(Diunduh pada senin,15 Desember 2014)
Desember 2014)
(Diunduh pada senin,15 Desember 2014)
(Diunduh pada senin,15 Desember 2014)
doddi_y.staff.gunadarma.ac.id/.../PENGENALAN+ALAT+BANGKU (Diunduh
pada senin,15 Desember 2014)
(Diunduh pada senin,15 Desember 2014)
(Diunduh pada senin,15 Desember 2014)
(Diunduh pada senin,15 Desember 2014)
(Diunduh pada senin,15 Desember 2014)
0 comments :
Post a Comment