Icon Moon Batman Begins - Diagonal Resize 2

Tuesday, October 15, 2019



Paper Indvidu




AKSIOLOGI SAINS






Oleh:
Rozaq Mustofa Lutfi
5201413042









AKSIOLOGI SAINS

I.                  PENGANTAR

Manusia dikenal sebagai makhluk berfikir. Dan hal inilah yang menjadikan manusia istimewa dibandingkan makhluk lainnya. Kemampuan berpikir atau daya nalar manusialah yang menyebabkannya mampu mengembangkan pengetahuan berfilsafatnya. Dia mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, yang indah dan yang jelek. Secara terus menerus manusia diberikan berbagai pilihan.
Dalam melakukan pilihan ini manusia berpegang pada filsafat atau pengetahuan. Salah satu kajian di dalam filsafat ilmu adalah aksiologi yang mana aksiologi yaitu kegunaan ilmu pengetahuan bagi manusia. dalam hal ini menimbulkan pertanyaan apakah sebenarnya kegunaan ilmu? Tentu saja jawaban setiap orang itu akan berbeda-beda. Oleh karena itu dalam makalah ini kami sangat tertarik untuk membahas lebih jauh megenai dimensi aksiologi.
Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia, karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara cepat dan mudah. Dengan kemajuan ilmu juga manusia bisa merasakan kemudahan lainnya seperti transportasi, pemukiman, pendidikan, komunikasi, dan lain sebagainya. Singkatnya ilmu merupakan sarana untuk membantu manusia dalam mencapai tujuan hidupnya.
inilah yang layak dikaji dan perlu didiskusikan berkaitan dengan mata kuliah filsafat ilmu dengan bahan kajian aksiologi sains, karena bagaimana suatu ilmu memiliki batasan-batasan tatkala dihadapkan pada nilai penemunya, penggunanya, dan hasilnya. Sehingga sangat menarik sekali pemahaman terhadap aksiologi sains tatkala dalam implementasinya dihadapkan pada  suatu dorongan yang lebih pada egosentris semata.  

II.               PEMBAHASAN

A.                Pengertian Aksiologi

Istilah aksiologi berasal dari kata axios dan logos. Axios artinya nilai atau sesuatu yang berharga. Logos artinya akal, penalaran. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai-nilai yang diinginkan atau teori tentang nilai yang baik dan dipilih. Dalam pemikiran filsafat yunani, studi mengenai nilai ini mengedepan dalam ide tentang kebaikan. Atau yang lebih dikenal dengan summum bomum (kebaikan tertinggi).
Aksiologi bisa juga disebut sebagai the theory of value atau teori nilai. Berikut ini dijelaskan beberapa definisi aksiologi. aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika. Jadi Aksiologi adalah bagian dari filsafat yang menaruh perhatian tentang baik dan buruk (good and bad), benar dan salah (right and wrong), serta tentang cara dan tujuan..
Dari definisi aksiologi di atas, terlihat dengan jelas bahwa permasalahan utama adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai
B.                 Fungsi Aksiologi
Oleh karena itu fungsi kerja aksiologi antara lain :
1.                  Menjaga dan memberi arah agar proses keilmuan menemukan kebenaran yang hakiki.
2.                  Dalam pemilihan objek penelaahan dapat dilakukan secara etis, tidak mengubah kodrat manusia, dan tidak merendahkan martabat manusia.
3.                  Pengembangan ilmu pengetahuan diarahkan untuk dapat
meningkatan taraf hidup yang memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta memberikan keseimbangan alam lewat pemanfaatan ilmu.
C.                 Pengertian Sains
Kata sains berasal dari bahasa latin ” scientia ” yang berarti pengetahuan. berdasarkan webster new collegiate dictionary definisi dari sains adalah “pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian” atau “pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum-hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah. Sains dalam hal ini merujuk kepada sebuah sistem untuk mendapatkan pengetahuan yang dengan menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di alam. pengertian sains juga merujuk kepada susunan pengetahuan yang orang dapatkan melalui metode tersebut atau bahasa yang lebih sederhana.
Sains dengan definisi diatas seringkali disebut dengan sains murni, untuk membedakannya dengan sains terapan, yang merupakan aplikasi sains yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia. ilmu sains biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
1.      Natural sains atau Ilmu Pengetahuan Alam
2.       Sosial sains atau Ilmu Pengetahuan Sosial

D.                Cara Memperoleh Pengetahuan Sains
Bagaimana membuatnya dan apa alatnya? Alat itu ialah akal. Mengapa akal? Pertama, karena akal dianggap mampu, kedua, karena akal pada setiap roang bekerja berdasarkan aturan yang sama. Aturan itu ialah logika alami yang ada pada akal setiap manusia. Akal itulah alat dan sumber yang paling dapat disepakati. Maka, Humanisme melahirkan Rasionalisme.
Rasionalisme ialah paham yang mengatakan bahwa akal itulah alat pencari dan pengukur pengetahuan. Pengetahuan dicari dengan akal, temuannya diukur dengan akal pula.
Empirisme ialah paham filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar ialah yang logis dan ada bukti empiris. Empirisisme hanya sampai pada konsep-konsep yang umum. Demikianlah seterusnya. Namun, empirisisme hanya menemukan konsep yang sifatnya umum. Konsep itu belum operasional, karena belum terukur. Jadi, masih diperlukan alat lain. Alat lain itu ialah Positivisme.
Positivisme  mengajarkan bahwa kebenaran ialah yang logis, ada bukti empirisnya, yang terukur. “terukur” inilah sumbangan penting positivisme. Metode ilmiah mengatakan, untuk memperoleh yang benar dilakukan langkah berikut : logico-hypothetico-verificatif. Maksudnya, mula-mula buktikan bahwa itu logis, kemudian lakukan pembuktian hipotesis itu secara empiris. 
Dengan menggunakan Model Penelitian tertentu kita mengadakan penelitian. Hasil-hasil penelitian itulah yang kita warisi sekarang berupa tumpukan pengetahuan sain dalam berbagai bidang sain. Inilah sebagian dari isi kebudayaan manusia. Isi kebudayaan yang lengkap ialah pengetahuan sain, filsafat dan mistik.
E.                 Implementasi Aksiologi Sains dalam hidup dan kehidupan
Karena dalam penjelasan sebelumnya bahwa aksiologi sains dapat membentuk pola pikir dan sikap keilmuwan untuk kemaslahatan. Sehingga untuk menerapkan dalam kehidupan ada beberapa pendekatan yang harus dilakukan yang antara lain:
1.                  Mengetahui dan memahami sumber yang hak dari ilmu itu sendiri beserta sifat-sifatnya.
2.                  Mengetahui dan memahami konsep diri dan eksistensi keberadaan kita sebagai makhluk ciptaanNya
3.                  Mengetahui dan memahami awal/bermulanya suatu kehidupan dan berakhirnya tiap-tiap makhluk memiliki masanya/waktunya sendiri. Dan tiap suatu perbuatan memiliki konsekuensinya masing-masing.



III.             KESIMPEULAN
Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu.Ilmu tidak bebas nilai.Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat; sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malahan menimbulkan bencana.
aksiologi sains adalah apa manfaat ilmu yang juga mengandung jawaban yang sangat jelas yakni untuk kemaslahatan, sehingga hukumnya berbanding lurus yakni semakin banyak kemaslahatan tercipta, semakin manfaat ilmu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Thoyibi M, F,ilsafat Ilmu dan Perkembangannya, Surakarta:Muhammadiyah
University Press, 2003
Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta :Pustaka

Sinar Harapan.
                 
Diakses Maret 2011 (Dilihat pada: 8-Juni-2014)
2014)
(Dilihat pada: 8-Juni-2014)
(Dilihat pada: 8-Juni-2014)
Juni-2014)