Icon Moon Batman Begins - Diagonal Resize 2

Monday, August 11, 2014



Paper Grup







K3 di PT Kayaba Indonesia


Oleh:
1. Mohamad Adib                                      (5201413025)
2. Muhammad Arsandi Rukmana     (5201413026)
3. Herdwiansyah Al Irfan                 (5201413031)
4. Afrizal Mgadana                           (5201413032)
5. Rozaq Mustofa Lutfi                     (5201413042)









K3 Di PT Kayaba Indonesia

I.                   PENGANTAR

PT Kayaba Indonesia berdiri pada tanggal 25 Februari 1976. PT Kayaba Indonesia memiliki dua Plant, yaitu di Pulogadung (Jakarta Timur) dan di Cibitung. Akan tetapi, mulai Februari 2009, kegiatan administrasi dan produksi PT Kayaba Indonesia secara keseluruhan telah dipindahkan ke Plant Cibitung, yaitu tepatnya di Jalan Jawa blok ii No. 4 Desa Jatiwangi, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. PT Kayaba Indonesia merupakan perusahaan yang menghasilkan produk Front Fork dan Oil Cushion Unit untuk sepeda motor, Shock Absorber dan Stay Damper untuk Automobil, dan Shock Absorber untuk kereta api. 

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Kayaba Indonesia mengacu pada ISO 14001 untuk Environmental Management System, OHSAS 18001 untuk Occupational Health and Safety Management System, dan Astra Green Company untuk Sistem Managemen Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja. SMLK3 ini terkoordinasi untuk turut menjaga kelestarian lingkungan, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja karyawan PT Kayaba Indonesia.

II.                PEMBAHASAN

A.                Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja (P2K3)

EHS Committee (Organisasi P2K3 di PT Kayaba Indonesia) telah disahkan oleh Depnaker Kabupaten Bekasi pada tanggal 13 Maret 2008 dengan No. Kep. 272/WAS/P2K3/III/2008. 

Implementasi Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja (P2K3) di PT Kayaba Indonesia adalah Environmental, Health, and Safety Committee (EHS Committee). Anggota organisasi ini terdiri dari perwakilan berbagai departemen yang berkompeten untuk mengelola LK3 di lingkungan PT Kayaba Indonesia. Khusus untuk sekretaris EHS Committee harus dijabat oleh seorang ahli K3 dengan maksud personal yang bersangkutan mengenai hal-hal yang terkait dengan K3.  


B.                 PLAN

Tujuan dilakukannya Praktek Kerja Lapangan di PT Kayaba Indonesia adalah sebagai berikut :

1.                  Untuk mengetahui proses produksi, sehingga mengetahui

potensi dan faktor bahaya yang ada di PT Kayaba

Indonesia.

2.                  Untuk mengetahui upaya pengendalian potensi dan faktor

bahaya di PT Kayaba Indonesia.

3.                  Untuk mengetahui penerapan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja di PT Kayaba Indonesia.

4.                  Untuk mengetahui upaya peningkatan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja di PT Kayaba Indonesia.

C.                 DO

Kebijakan Lingkungan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja (LK3)

PT. Kayaba Indonesia adalah produsen Shock Absorber, Stay Damper (Automobil), Front Fork, Oil Cushion Unit (motorcycle) yang berlokasi di kawasan Industri MM2100 (Bekasi). Perusahaan ini bertekad untuk menjadi Perusahaan terbaik dalam hal Cost & Quality di Asia Pasific dengan mengimplementasikan Sistem Manajemen LK3, Security, Community Development dan Industrial Relation untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan resiko K3, ancaman Tantangan, Hambatan, Gangguan Bahaya (ATHGB) serta menjaga komunikasi dari seluruh aktifitas stakeholder.

Untuk mewujudkan misi tersebut, kami berkomitmen untuk :

a)                  Mencegah pencemaran lingkungan, Kecelakaan Kerja, Penyakit Akibat Kerja, Ancaman, Tantangan, Hambatan, Gangguan, Bahaya dan melakukan Continual Improvement.

b)                  Memenuhi peraturan perundangan LK3, Security, IR, dan persyaratan lainnya yang relevan.

c)                  Melakukan penghematan sumber Daya Alam (SDA) – energi (Bahan Bakar, Listrik, Gas) dan air - serta pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). 

 

Konsistensi pelaksanaan Kebijakan LK3, SCD & IR menjadi dasar seluruh aktivitas perusahaan serta menjadi tanggung jawab seluruh karyawan. Kebijakan LK3, SCD, & IR ini akan direview secara berkala jika terjadi perubahan kondisi dan dampak dari kegiatan, produk dan jasa.

D.                CHECK

1.                  Audit Lingkungan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja

Audit K3 adalah kegiatan pemeriksaan secara sistematik dan independen, untuk menentukan suatu kegiatan dan hasil-hasil yang berkaitan sesuai dengan pengaturan yang direncanakan, dan dilaksanakan secara efektif dan cocok untuk mencapai kebijakan dan tujuan perusahaan. Audit yang dilaksanakan di PT Kayaba Indonesia antara lain:

a)                  Internal audit

b)                  Audit Catering

c)                  Audit Supplier

d)                  Audit ISO 14001 & OHSAS

e)                  Audit Astra Green Company

E.                 ACTION

1.                  Pengelolaan Lingkungan

a)                 Monitoring Lingkungan

(1)               Pengelolaan Limbah
(a)              Limbah Cair
(b)              Limbah Padat
(c)               Limbah Gas

2.                  Pelayanan Kesehatan

a)                  Pemeriksaan kesehatan

Pemeriksaan kesehatan di PT Kayaba Indonesia terbagi menjadi 3, yaitu :

(1)               Pemeriksaan Kesehatan Awal
(2)                Pemeriksaan Kesehatan Berkala
(3)               Pemeriksaan Kesehatan Khusus

b)                  Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat

Kerja

c)                  Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

d)                  Kesegaran Jasmani

3.                  Sistem Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja (Safety) adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses produksi.

a)                  Pengendalian Resiko

(1)               Eliminasi dan Subtitusi
(2)               Isolasi
(3)                Rekayasa Engineering
(4)                Pengendalian Administrasi
(5)                Alat Pelindung Diri

b)                  Sarana Proteksi Kebakaran

c)                  Usaha promotif


III.             KESIMPULAN

Dari hasil observasi, pengumpulan data dari berbagai sumber dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut ini:

A.                PT Kayaba Indonesia telah membentuk P2K3, sehingga telah sesuai dengan Permenaker No. Per-04/MEN/1987 tentang P2K3 Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja, demikian pula dalam Pelaksanaan Audit LK3 telah sesuai dengan Permenaker RI No. PER-05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen K3. 

B.                 PT Kayaba Indonesia melakukan pelayanan kesehatan  sesuai Permenaker No. PER-03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja; Jaminan Pemeliharaan Kesehatan sesuai Kepmenaker No. Kep-147/MEN/1989 tentang Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan bagi program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja; penyediaan obat-obatan P3K sesuai dengan Permenakertrans No. PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Tempat Kerja.

C.                 Prosedur tanggap darurat PT Kayaba Indonesia telah Peraturan menteri Tenaga Kerja No. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.


IV.            DAFTAR PUSTAKA  


pada: 20 Mei 2014 pukul 08.00)
Tim Penyusun, 2006. Astra Green Company : Pedoman Pengelolaan Lingkungan   Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta. PT Astra International Tbk. 
Suma’mur, 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT Gunung    Agung.
Depnaker RI, 2004. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-04/MEN/1987           tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara    Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja. Jakarta :
Tarwaka2), 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen dan         Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta : Harapan Press.


Paper Indvidu




Filasafat Ilmu Sebagai Sarana Berfikir Ilmiah






Oleh:
Rozaq Mustofa Lutfi
5201413042





Filasafat Ilmu Sebagai Sarana Berfikir Ilmiah
I         PENGANTAR
Manusia adalah makhluk yang dilengkapi Pikiran (akal). Dengan berpikir manusia dapat memenuhi kehidupannya dengan mudah. Namun sayang, kebanyakan mereka tidak menggunakan sarana yang teramat penting ini sebagaimana mestinya. Bahkan pada kenyataannya sebagian manusia hampir tidak pernah berpikir.
Manusia pada hakikatnya selalu ingin mencari pengetahuan. Berbagai cara dan upaya dilakukan demi pemenuhan kebutuhan tersebut. Salah satu yang dilakukan manusia adalah melalui filsafat. Filsafat dimulai dari pengetahuan dan kepastian. Pengetahuan beranjak dari dasar rasa ingin tau, sedangkan kepastian didasari oleh keragu-raguan mengenai suatu hal. Hal tersebutlah yang menjadikan manusia berfilsafat.
Kegiatan berfikir kita lakukan dalam keseharian dan kegiatan ilmiah. Berpikir merupakan upaya manusia dalam memecahkan masalah. Berfikir ilmiah merupakan berfikir dengan langkah – langkah metode ilmiah seperti perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengkajian literatur, menjugi hipotesis, menarik kesimpulan. Kesemua langkah – langkah berfikir dengan metode ilmiah tersebut harus didukung dengan sarana yang baik sehingga diharapkan hasil dari berfikir ilmiah yang kita lakukan mendapatkan hasil yang baik.
Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengehahuan yang memungkinkan untuk bisa memecahkan masalah sehari-hari. 
Ditinjau dari pola berfikirnya, maka maka ilmu merupakan gabungan antara pola berfikir deduktif dan berfikir induktif, untuk itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika induktif.
II     PEMBAHASAN
A      Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemology (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu memang berbeda dari pengetahuan secara filsafat.
Filsafat ilmu merupakan telaahan secar filsafat yang pada dasarnya memiliki 3 landasan yaitu:
1        Ontologis
Mengenai apa yang dikaji melalui filsafat untuk memperoleh pengetahuan
2        Epistemologis
Mengenai cara-cara untuk memperoleh pengetahuan
3        Aksiologis
Mengenai maksud dan tujuan mempelajari pengetahuan dan untuk apa dipergunakan
B       Berfikir Alamiah Dan Ilmiah
Berpikir dapat Dilihat Secara Alamiah Dan Ilmiah.
1        Berpikir Alamiah 
Pola Penalaran Berdasarkan Kebiasaan Sehari-Hari Dari Pengaruh Alam Sekelilingnya. Misalnya penalaran tentang panasnya api yang dapat membakar.
2        Berpikir Ilmiah 
Pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat. Berpikir ilmiah adalah landasan atau kerangka berpikir penelitian ilmiah.Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir.
C       Sarana Berpikir Ilmiah
1        Hakikat Sarana Berpikir Ilmiah
Dengan jalan ini maka kita akan sampai pada hakekat sarana yang sebenarnya sebab sarana merupakan alat yang membantu dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam proses pendidikan, sarana berpikir ilmiah ini merupakan bidang studi tersendiri. Dalam hal ini kita harus memperhatikan 2 hal, yaitu :

a         Sarana ilmiah bukan merupakan kumpulan ilmu, dalam pengertian bahwa sarana ilmiah itu merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah.
b        Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita untuk menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk dapat memecahkan masalah kita sehari-hari.
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika, dan statistika. Dilihat dari pola berpikirnya maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan induktif. Untuk itu maka penalaran ilmiah menyandarkan diri pada proses logika deduktif dan induktif.
D      Fungsi Sarana Berpikir Ilmiah
Sarana ilmiah mempunyai fungsi yang khas, sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan dalam kaitan kegiatan ilmiah secara keseluruhan.
Sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang pengetahuan untuk mengembangkan materi pengetahuannya pada dasarnya ada tiga :
1        Bahasa ilmiah : Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah.
Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama yakni, pertama, sebagai sarana komunikasi antar manusia, dan kedua, sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang mempergunakan bahasa tersebut.
2        Matematika dan logika : Mempunyai peranan penting dalam berpikir deduktif sehingga mudah diikuti dan dilacak kembali kebenarannya.
Matematika adalah pengetahuan sebagai sarana berpikir deduktif. Pengetahuan ini dapat diperoleh tidak melalui pengalaman, bebas dari pengalaman. Matematika dan logika sebagai sarana berpikir deduktif mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Logika lebih sederhana penalarannya, sedang matematika sudah jauh lebih terperinci.
3       Statistika : Mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif untuk mencari konsep-konsep yang berlaku umum.
Statistika ialah pengetahuan sebagai sarana berpikir induktif. Statistika merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara mendapatkan data, menganalisis dan menyajikan data serta mendapatkan suatu kesimpulan yang sah secara ilmiah. Statistika merupakan sarana berpikir yang didasari oleh logika berpikir induktif. \

III  KESIMPULAN
A      filsafat yang pada dasarnya memiliki 3 landasan yaitu:
1        Ontologis(What)
2        Epistemologis(Why)
3        Aksiologis(What for)
B       Berfikir merupakan ciri utama bagi manusia. Berfikir disebut juga sebagai proses bekerjanya akal. Secara garis besar berfikir dapat dibedakan antara berfikir alamiah dan berfikir ilmiah. Berfikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kehidupan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya. Berfikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat. Sarana berfikir alamiah menggunakan bahasa ilmiah, matematika dan logika, dan statistika untuk menyampaikannya. Dengan tujuan agar bisa di sampaikan apa yang ingin di sampaikan. Dengan pola deduktif atau induktif.

IV  DAFTAR PUSTAKA

Thoyibi M, F,ilsafat Ilmu dan Perkembangannya, Surakarta:Muhammadiyah
University Press, 2003
Hindarto Nathan, Sarana berpikir ilmiah, (FILSAFAT ILMU. ISBN : 979 9579 33
3), SEMARANG:UPT MKU UNNES, 2003
dalam-filsafat (Dilihat pada: 20-Mei-2014)
dalam-filsafat/ (Dilihat pada: 20-Mei-2014)
berfikir-ilmiah (Dilihat pada: 20-Mei-2014)
filsafat/ (Dilihat pada: 20-Mei-2014)
(Di download pada: 20-Mei-2014)
.pdf  (Di download pada: 20-Mei-2014)