Icon Moon Batman Begins - Diagonal Resize 2

Monday, August 11, 2014



Paper Indvidu




Filasafat Ilmu Sebagai Sarana Berfikir Ilmiah






Oleh:
Rozaq Mustofa Lutfi
5201413042





Filasafat Ilmu Sebagai Sarana Berfikir Ilmiah
I         PENGANTAR
Manusia adalah makhluk yang dilengkapi Pikiran (akal). Dengan berpikir manusia dapat memenuhi kehidupannya dengan mudah. Namun sayang, kebanyakan mereka tidak menggunakan sarana yang teramat penting ini sebagaimana mestinya. Bahkan pada kenyataannya sebagian manusia hampir tidak pernah berpikir.
Manusia pada hakikatnya selalu ingin mencari pengetahuan. Berbagai cara dan upaya dilakukan demi pemenuhan kebutuhan tersebut. Salah satu yang dilakukan manusia adalah melalui filsafat. Filsafat dimulai dari pengetahuan dan kepastian. Pengetahuan beranjak dari dasar rasa ingin tau, sedangkan kepastian didasari oleh keragu-raguan mengenai suatu hal. Hal tersebutlah yang menjadikan manusia berfilsafat.
Kegiatan berfikir kita lakukan dalam keseharian dan kegiatan ilmiah. Berpikir merupakan upaya manusia dalam memecahkan masalah. Berfikir ilmiah merupakan berfikir dengan langkah – langkah metode ilmiah seperti perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengkajian literatur, menjugi hipotesis, menarik kesimpulan. Kesemua langkah – langkah berfikir dengan metode ilmiah tersebut harus didukung dengan sarana yang baik sehingga diharapkan hasil dari berfikir ilmiah yang kita lakukan mendapatkan hasil yang baik.
Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengehahuan yang memungkinkan untuk bisa memecahkan masalah sehari-hari. 
Ditinjau dari pola berfikirnya, maka maka ilmu merupakan gabungan antara pola berfikir deduktif dan berfikir induktif, untuk itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika induktif.
II     PEMBAHASAN
A      Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemology (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu memang berbeda dari pengetahuan secara filsafat.
Filsafat ilmu merupakan telaahan secar filsafat yang pada dasarnya memiliki 3 landasan yaitu:
1        Ontologis
Mengenai apa yang dikaji melalui filsafat untuk memperoleh pengetahuan
2        Epistemologis
Mengenai cara-cara untuk memperoleh pengetahuan
3        Aksiologis
Mengenai maksud dan tujuan mempelajari pengetahuan dan untuk apa dipergunakan
B       Berfikir Alamiah Dan Ilmiah
Berpikir dapat Dilihat Secara Alamiah Dan Ilmiah.
1        Berpikir Alamiah 
Pola Penalaran Berdasarkan Kebiasaan Sehari-Hari Dari Pengaruh Alam Sekelilingnya. Misalnya penalaran tentang panasnya api yang dapat membakar.
2        Berpikir Ilmiah 
Pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat. Berpikir ilmiah adalah landasan atau kerangka berpikir penelitian ilmiah.Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir.
C       Sarana Berpikir Ilmiah
1        Hakikat Sarana Berpikir Ilmiah
Dengan jalan ini maka kita akan sampai pada hakekat sarana yang sebenarnya sebab sarana merupakan alat yang membantu dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam proses pendidikan, sarana berpikir ilmiah ini merupakan bidang studi tersendiri. Dalam hal ini kita harus memperhatikan 2 hal, yaitu :

a         Sarana ilmiah bukan merupakan kumpulan ilmu, dalam pengertian bahwa sarana ilmiah itu merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah.
b        Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita untuk menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk dapat memecahkan masalah kita sehari-hari.
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika, dan statistika. Dilihat dari pola berpikirnya maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan induktif. Untuk itu maka penalaran ilmiah menyandarkan diri pada proses logika deduktif dan induktif.
D      Fungsi Sarana Berpikir Ilmiah
Sarana ilmiah mempunyai fungsi yang khas, sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan dalam kaitan kegiatan ilmiah secara keseluruhan.
Sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang pengetahuan untuk mengembangkan materi pengetahuannya pada dasarnya ada tiga :
1        Bahasa ilmiah : Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah.
Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama yakni, pertama, sebagai sarana komunikasi antar manusia, dan kedua, sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang mempergunakan bahasa tersebut.
2        Matematika dan logika : Mempunyai peranan penting dalam berpikir deduktif sehingga mudah diikuti dan dilacak kembali kebenarannya.
Matematika adalah pengetahuan sebagai sarana berpikir deduktif. Pengetahuan ini dapat diperoleh tidak melalui pengalaman, bebas dari pengalaman. Matematika dan logika sebagai sarana berpikir deduktif mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Logika lebih sederhana penalarannya, sedang matematika sudah jauh lebih terperinci.
3       Statistika : Mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif untuk mencari konsep-konsep yang berlaku umum.
Statistika ialah pengetahuan sebagai sarana berpikir induktif. Statistika merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara mendapatkan data, menganalisis dan menyajikan data serta mendapatkan suatu kesimpulan yang sah secara ilmiah. Statistika merupakan sarana berpikir yang didasari oleh logika berpikir induktif. \

III  KESIMPULAN
A      filsafat yang pada dasarnya memiliki 3 landasan yaitu:
1        Ontologis(What)
2        Epistemologis(Why)
3        Aksiologis(What for)
B       Berfikir merupakan ciri utama bagi manusia. Berfikir disebut juga sebagai proses bekerjanya akal. Secara garis besar berfikir dapat dibedakan antara berfikir alamiah dan berfikir ilmiah. Berfikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kehidupan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya. Berfikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat. Sarana berfikir alamiah menggunakan bahasa ilmiah, matematika dan logika, dan statistika untuk menyampaikannya. Dengan tujuan agar bisa di sampaikan apa yang ingin di sampaikan. Dengan pola deduktif atau induktif.

IV  DAFTAR PUSTAKA

Thoyibi M, F,ilsafat Ilmu dan Perkembangannya, Surakarta:Muhammadiyah
University Press, 2003
Hindarto Nathan, Sarana berpikir ilmiah, (FILSAFAT ILMU. ISBN : 979 9579 33
3), SEMARANG:UPT MKU UNNES, 2003
dalam-filsafat (Dilihat pada: 20-Mei-2014)
dalam-filsafat/ (Dilihat pada: 20-Mei-2014)
berfikir-ilmiah (Dilihat pada: 20-Mei-2014)
filsafat/ (Dilihat pada: 20-Mei-2014)
(Di download pada: 20-Mei-2014)
.pdf  (Di download pada: 20-Mei-2014)





Paper Indvidu




AKSIOLOGI SAINS






Oleh:
Rozaq Mustofa Lutfi
5201413042









AKSIOLOGI SAINS

I.                  PENGANTAR

Manusia dikenal sebagai makhluk berfikir. Dan hal inilah yang menjadikan manusia istimewa dibandingkan makhluk lainnya. Kemampuan berpikir atau daya nalar manusialah yang menyebabkannya mampu mengembangkan pengetahuan berfilsafatnya. Dia mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, yang indah dan yang jelek. Secara terus menerus manusia diberikan berbagai pilihan.
Dalam melakukan pilihan ini manusia berpegang pada filsafat atau pengetahuan. Salah satu kajian di dalam filsafat ilmu adalah aksiologi yang mana aksiologi yaitu kegunaan ilmu pengetahuan bagi manusia. dalam hal ini menimbulkan pertanyaan apakah sebenarnya kegunaan ilmu? Tentu saja jawaban setiap orang itu akan berbeda-beda. Oleh karena itu dalam makalah ini kami sangat tertarik untuk membahas lebih jauh megenai dimensi aksiologi.
Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia, karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara cepat dan mudah. Dengan kemajuan ilmu juga manusia bisa merasakan kemudahan lainnya seperti transportasi, pemukiman, pendidikan, komunikasi, dan lain sebagainya. Singkatnya ilmu merupakan sarana untuk membantu manusia dalam mencapai tujuan hidupnya.
inilah yang layak dikaji dan perlu didiskusikan berkaitan dengan mata kuliah filsafat ilmu dengan bahan kajian aksiologi sains, karena bagaimana suatu ilmu memiliki batasan-batasan tatkala dihadapkan pada nilai penemunya, penggunanya, dan hasilnya. Sehingga sangat menarik sekali pemahaman terhadap aksiologi sains tatkala dalam implementasinya dihadapkan pada  suatu dorongan yang lebih pada egosentris semata.  

II.               PEMBAHASAN

A.                Pengertian Aksiologi

Istilah aksiologi berasal dari kata axios dan logos. Axios artinya nilai atau sesuatu yang berharga. Logos artinya akal, penalaran. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai-nilai yang diinginkan atau teori tentang nilai yang baik dan dipilih. Dalam pemikiran filsafat yunani, studi mengenai nilai ini mengedepan dalam ide tentang kebaikan. Atau yang lebih dikenal dengan summum bomum (kebaikan tertinggi).
Aksiologi bisa juga disebut sebagai the theory of value atau teori nilai. Berikut ini dijelaskan beberapa definisi aksiologi. aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika. Jadi Aksiologi adalah bagian dari filsafat yang menaruh perhatian tentang baik dan buruk (good and bad), benar dan salah (right and wrong), serta tentang cara dan tujuan..
Dari definisi aksiologi di atas, terlihat dengan jelas bahwa permasalahan utama adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai
B.                 Fungsi Aksiologi
Oleh karena itu fungsi kerja aksiologi antara lain :
1.                  Menjaga dan memberi arah agar proses keilmuan menemukan kebenaran yang hakiki.
2.                  Dalam pemilihan objek penelaahan dapat dilakukan secara etis, tidak mengubah kodrat manusia, dan tidak merendahkan martabat manusia.
3.                  Pengembangan ilmu pengetahuan diarahkan untuk dapat
meningkatan taraf hidup yang memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta memberikan keseimbangan alam lewat pemanfaatan ilmu.
C.                 Pengertian Sains
Kata sains berasal dari bahasa latin ” scientia ” yang berarti pengetahuan. berdasarkan webster new collegiate dictionary definisi dari sains adalah “pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian” atau “pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum-hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah. Sains dalam hal ini merujuk kepada sebuah sistem untuk mendapatkan pengetahuan yang dengan menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di alam. pengertian sains juga merujuk kepada susunan pengetahuan yang orang dapatkan melalui metode tersebut atau bahasa yang lebih sederhana.
Sains dengan definisi diatas seringkali disebut dengan sains murni, untuk membedakannya dengan sains terapan, yang merupakan aplikasi sains yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia. ilmu sains biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
1.      Natural sains atau Ilmu Pengetahuan Alam
2.       Sosial sains atau Ilmu Pengetahuan Sosial

D.                Cara Memperoleh Pengetahuan Sains
Bagaimana membuatnya dan apa alatnya? Alat itu ialah akal. Mengapa akal? Pertama, karena akal dianggap mampu, kedua, karena akal pada setiap roang bekerja berdasarkan aturan yang sama. Aturan itu ialah logika alami yang ada pada akal setiap manusia. Akal itulah alat dan sumber yang paling dapat disepakati. Maka, Humanisme melahirkan Rasionalisme.
Rasionalisme ialah paham yang mengatakan bahwa akal itulah alat pencari dan pengukur pengetahuan. Pengetahuan dicari dengan akal, temuannya diukur dengan akal pula.
Empirisme ialah paham filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar ialah yang logis dan ada bukti empiris. Empirisisme hanya sampai pada konsep-konsep yang umum. Demikianlah seterusnya. Namun, empirisisme hanya menemukan konsep yang sifatnya umum. Konsep itu belum operasional, karena belum terukur. Jadi, masih diperlukan alat lain. Alat lain itu ialah Positivisme.
Positivisme  mengajarkan bahwa kebenaran ialah yang logis, ada bukti empirisnya, yang terukur. “terukur” inilah sumbangan penting positivisme. Metode ilmiah mengatakan, untuk memperoleh yang benar dilakukan langkah berikut : logico-hypothetico-verificatif. Maksudnya, mula-mula buktikan bahwa itu logis, kemudian lakukan pembuktian hipotesis itu secara empiris. 
Dengan menggunakan Model Penelitian tertentu kita mengadakan penelitian. Hasil-hasil penelitian itulah yang kita warisi sekarang berupa tumpukan pengetahuan sain dalam berbagai bidang sain. Inilah sebagian dari isi kebudayaan manusia. Isi kebudayaan yang lengkap ialah pengetahuan sain, filsafat dan mistik.
E.                 Implementasi Aksiologi Sains dalam hidup dan kehidupan
Karena dalam penjelasan sebelumnya bahwa aksiologi sains dapat membentuk pola pikir dan sikap keilmuwan untuk kemaslahatan. Sehingga untuk menerapkan dalam kehidupan ada beberapa pendekatan yang harus dilakukan yang antara lain:
1.                  Mengetahui dan memahami sumber yang hak dari ilmu itu sendiri beserta sifat-sifatnya.
2.                  Mengetahui dan memahami konsep diri dan eksistensi keberadaan kita sebagai makhluk ciptaanNya
3.                  Mengetahui dan memahami awal/bermulanya suatu kehidupan dan berakhirnya tiap-tiap makhluk memiliki masanya/waktunya sendiri. Dan tiap suatu perbuatan memiliki konsekuensinya masing-masing.



III.             KESIMPEULAN
Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu.Ilmu tidak bebas nilai.Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat; sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malahan menimbulkan bencana.
aksiologi sains adalah apa manfaat ilmu yang juga mengandung jawaban yang sangat jelas yakni untuk kemaslahatan, sehingga hukumnya berbanding lurus yakni semakin banyak kemaslahatan tercipta, semakin manfaat ilmu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Thoyibi M, F,ilsafat Ilmu dan Perkembangannya, Surakarta:Muhammadiyah
University Press, 2003
Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta :Pustaka

Sinar Harapan.
                 
Diakses Maret 2011 (Dilihat pada: 8-Juni-2014)
2014)
(Dilihat pada: 8-Juni-2014)
(Dilihat pada: 8-Juni-2014)
Juni-2014)







 suasana berlangsungnya KBM

 Modul Pembelajaran

 foto Kelompok Observasi bersama guru Matematika

 foto Kelompok Observasi bersama Guru Matematika, Karyawan TU, dan Guru BK



Lorong masuk SMK N 4 Semarang