Icon Moon Batman Begins - Diagonal Resize 2

Monday, February 17, 2014

Pak Naim Sang Pemimpin
Teks: Didik Salambanu
Tatkala kokok ayam jantan saling bersahutan membangunkan fajar. Membuka pintu menyambut tibanya pesona pagi. Dan gaung kumandang ayat-ayat suci dari pengeras suara Musholla Nurul Huda. Mendayu-dayu ke setiap sudut Dusun Dologan nan permai. Menembus dinding hati setiap insan yang mendengarnya, seolah rangkaian kata-kata rayuan mesra dari langit bagi yang beriman untuk bersegera bersimpuh di hadapan sang Khalik.

Pak Naim beranjak dari pembaringannya nan hangat. Diusirnya aura kemalasan. Diagungkannya nilai ketakwaan. Ditinggalkannya mimpi indah namun sejatinya semu, bergegas menuju kiwan nan sederhana di belakang rumah, untuk membersihkan badan. Berwudhu menyucikan diri.
Lalu dipakai busana religiusitasnya. Baju koko hijau pupus polos tanpa ornamen, dipadu bawahan sarung tenun putih dengan corak lembut garis kecoklatan, yang warnanya pun mulai memudar dimakan guliran waktu. Disematkannya di atas kepala peci putih favoritnya, yang berbahan rajutan benang-benang yang direnda secara apik oleh pembuatnya. Dan tak lupa dibelitkannya surban merah maroon barunya di leher. Surban tanda cinta dari istrinya.
Langkah kakinya pun diarahkan ke musholla yang tak seberapa jauh dari rumah. Bangunan peninggalan leluhur bumi Dologan yang belum lama ini selesai dipugar.
Muadzin pun melafalkan kalimat adzan, memanggil setiap hamba Allah untuk cepat-cepat memenuhi shaf musholla yang masih kosong, yang biasanya pun hanya dua baris yang terisi. Sembari menunggu sebagian jamaah mengerjakan sholat sunah fajar, disambungnya dengan menyanyikan syair-syair lagu pujian buat Pemimpin Agung, Nabi Muhammad SAW.
Semenjak ditunjuk menjadi imam musholla, Pak Naim pun untuk mengemban amanah menjadi warasatul anbiya, pengayom kaum muslimin-muslimat di kampungnya. Dijadikan panutan dan teladan, sandaran pertanyaan masalah keagamaan, atau konselor problematika hidup warga Dologan. Pemimpin spiritual.
Beliau merupakan etalase berjalan seorang hamba Allah yang berbalut baju keislaman nan tebal. Di kala goda dunia makin nyata adanya, hanya ulama-lah yang mampu mengingatkan dan membimbing umatnya dengan petuah bijak dan kata-kata penyejuk.
Tak terkecuali di ambang pagi ini. Kakek satu cucu ini memikul tugas menjadi imam sholat shubuh di musholla tempat masa kecilnya belajar mengaji, yang dari namanya bermakna sang cahaya petunjuk.
Semuanya larut dalam kekhusyukan ibadah sholat shubuh yang dipimpin pria paruh baya ini. Disempurnakan dengan dzikir panjang sesudahnya. Ngudo roso mencurahkan isi hati di altar Sang Pencipta. Penuh doa dan pengharapan agar dimantapkan niat mengisi hari ini dengan amal ibadah, dilapangkan jalan penghidupannya, dikaruniai kesehatan lahir dan batin serta dianugrahi keberkahan hidup.

SUMBER: http://sulang.wordpress.com/2009/02/05/menepis-mimpi-membuka-hari-1/

0 comments :

Post a Comment