Sesosok
anak muda dari desa yang merantau ke kota untuk menempuh kuliah. Dengan biaya
pas-pasan ia datang. Belum sempat mencari kos-kosan karena tak tahu dengan
tujuannya, di karenakan masih bimbang dia dengan pilihan jurusannnya, bukan
karena tak suka tapi karena ia masih besar dengan egonya,
1
semester dilalui dengan riang dan gembira, suka duka tetap menyelimutinya. Dia menjadi mahasiswa biasa
yang tak menonjol dari perkataan ataupun tindakan. Tapi dia berfikir dengan
polanya. Dia semangat dalam mengikuti kuliah, belum mempunyai banyak teman,
mungkin karena sifat pendiam dan pemalunya, ada yang bilang sombong, padahal
kediaman itu bukan kenyamanannya, ada yang bilang sinis, padahal tawanya
menandakan kenyamanannya.
1 semsester berlalu. Dia hanya
menjadi kupu-kupu yang terbang tak tahu jalan, belum memikirkan tujuan luas
berfikir hanya sepintas.
Semester
2 datang dia mulai di kenal dengan hasil nilai yang menojol, walaupun
keseharian tidak terlihat, semua heran dengannya dia tidak terlihat pintar,
tapi dapat hasil menakjubkan, banyak orang tak menyangka bahkan ada yang
meremehkannya, smester 2 dilalui dengan biasa, mulai banyak teman didapatnya, 1
persatu dikenalnya, padahal dia agak kesulitan mengenal nama, apalagi bila
bertemu sekilas sudah pasti dia ingat hanya semesntara. Usahanya berhasil
mengingat beberapa temannya, mulai dekat,hangat dan menyatu dengan pribadinya, masih
halnya dia menjadi kupu-kupu tapi sudah mulai ada tujuan ketika dia terbang.
Ketika semester 2 mulai
berakhir, dia berfikir, memang saya bisa tapi bukan berarti saya menyenanginya,
pikiran besaar terlintas untuk pindah, mencoba mengadu keberuntungan dan
kekuatannya saat itu. Dia hanya bermodal belajar online sambil otak-atik
gadget. Tak sempat ia membeli buku, bukan tak sempat tapi tak mau.
Hari
testpun datang, dia bangun kesiangan tak percaya dia masih sempat mencapai
tujuan. Di perjalanan dan di tempat dia hanya berdoa. Tak sempat dia meminta
restu orang tua, karena dia diam-diam dengan tesnya, padahal sepserti biasa dia
selalu meminta restu kedua orang tuanya. Testpun berakhir, dengan percaya diri
dia selesai dengan mengerjakannya, santai, sambil tersenyum ketika mengerjakan
menjadikan dia melupakan beban tentang masuknya, dia tak yakin jika di terima
akan pindah,
Malam
pengumumanpun datang, dibukanya link pengumuman, dia bingung mencari kertas no
pendaftaran, akhirnya menemukan di kontrakan baru, bersama buku-bukunya. Tak
terduga dia melihat hasilnya, dengan sangat gembira ia diterima, tapi apa daya,
sia" ia berusaha, tak yakin dengan pilihannya ia tetap berada di
jurusannya
Semester 2 pun berakhir,
dengan hasil tak disangka dia mendapatkan hasil tipis, tapi dia bersyukur akan
hal itu, bukan karena apa dia sudah mengira karena tak banyak kepahamannya. Dia
bisa dapat hasil sperti itu,
Semester
3pun dimulai, dia masuk kedalam organisasi, seperti niat awalnya dia ingin
masuk dunia itu, untuk melatih softskillnya, dengan awal baik, tapi sempat
heran, karena tak kuat dengan tubunya, keseharian yang berbeda, dan tak sesuai
dengan apa yang dipikirnya, sempat ingin keluar di pertengahan, tapi dia
berusaha, menjaga tanggung jawabnya, dengan niat baik dia percaya akan hasil
baik, entah apa dipikirannya mulai berubah. Dia mulai melupakan tujuan awalnya,
tapi tak selamanya, sempat dia merenungi pilihannya, tapi dia sudah di
dlamanya, berusaha menyelesaikannya dan mencari hasil sebaik-baiknya.
Semseter 3 pun berakhir, dengan
hasil cukup memuaskan, dan semuanya dimulai, aku aktif di himpunan, entah
mengapa aku ingin sekali jadi anak organisasi, bukan alasan apa" karena
aku ingin mencari pengalaman lebih. Dan semua itu aku dapat di semester ini,
mulai dari rapat malam, pulang malam , rapat,rapat dan rapat, bahkan sempat
jenuh dengan hal tersebut tapi akhirnya mulai menikmati, kita rapat bertukar
pikiran bukan beradu pendapat. Setelah itu berakhir aku takb bisa fokus kuliah,
sempat keteteran, karena di waktu kuliah sering tidur. Perlu setengah semester
untuk menyesuaikan diri. Akhirnya aku bisa menyesuaikan, memang terlalu lama
menurutku, dan uts kurang maximal, bukan salah organisasi, tapi salah diriku
yang kurang menyesuaikan diri dngan cepat, setengah semester berlalu, aku tahu
trik"nya dan cara mengatasi tidurku yang malam, dan waktu itu telah tiba uaspun aku mempunyai
tekad harus bisa mengerjakan maximal, dengan tak lupa sebelum mengikuti uas sms
orang tua meminta restu dan doa agar bisa dan mendapatkan kemudahan serta hasil yang
memuaskan. Akhirnya Dimana hasil dari semester 4 keluar, dan dengan sedikit
agak tak percaya aku bisa mencapainya. Akhirnya setengah perjalanan kulailui,
jika di hitung normal ada 8 smester dan selanjutnya aku akan menempuh smester
5, setengah perjalanan. Entah apa yang akan terjadi, aku akan berusaha, berdoa,
bertawakal semaksimalku
0 comments :
Post a Comment